TEMPO.CO, Jakarta - Budayawan Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun menjawab pertanyaan soal siapa yang ia dukung pada pemilu presiden 2019 mendatang.
Baca juga: Wiranto: Yang Ajak Golput Itu Mengacau
“Milih presiden itu seperti milih istri, enggak untuk dipamerkan dan dipertengkarkan, bojo (istri) kok dipamer-pamerke,” ujar Cak Nun di kediamannya di Rumah Maiyah Yogyakarta Jumat 29 Maret 2019.
Cak Nun menuturkan ia memilih untuk membiarkan publik hanya sebatas menduga-duga dan mengintepretasikan sendiri apa pilihannya. Karena menurutnya itulah gunanya asas rahasia dalam pemilu.
“Rahasia itu dalam agama namanya aurat, ada sesuatu yang enggak boleh dibuka, dalam hidup harus ada sesuatu yang dirahasiakan,” ujarnya.
Cak Nun pun tak akan mengarahkan publik memilih calon presiden tertentu. Mana yang baik mana yang buruk.
“Kita juga tidak ada yang tahu persis sebenarnya Jokowi atau Prabowo seperti apa, kalau tak cukup ilmu ya pakai iman,” ujarnya.
Menurut Cak Nun, untuk hal-hal yang tak bisa diketahui seperti kepribadian dan karakter seseorang itu, sebaiknya masyarakat mengandalkan imannya. Siapa pemimpin yang diyakininya. Sedangkan untuk hal yang terukur, seperti pengetahuan, bisa menggunakan ilmu untuk pengambilan keputusan.
“Jadi sebelum nyoblos berdoa dulu sama Tuhan,” ujarnya.
Cak Nun memastikan, meski memiliki komunitas besar yang terhimpun dalam Rumah Maiyah, ia juga tak akan menyeretnya dalam politik praktis.
“Rumah Maiyah bukan organisasi, tak akan punya kesatuan pendapat,” ujarnya.
Cak Nun menuturnya Rumah Maiyah hanyalah wadah untuk para pegiat di dalamnya saling bisa berinteraksi, berdiskusi yang akhirnya ikut membantu pegiat itu saat memutuskan sesuatu untuk hidupnya.
“Maiyah bukan golongan, komunitas ini pun tidak ada pun tidak apa-apa, yang penting orang-orang di dalamnya tumbuh dewasa, matang, dan presisi saat mengambil keputusan,” ujarnya.
Baca juga: Saat Mahfud MD Menganalogikan Golput dengan Menikah
Cak Nun menuturkan, selama masa menjelang pemilu presiden 2019 ini pihaknya juga akan tetap memposisikan diri di tengah dan tak berpihak pada siapapun terutama saat tampil di depan public dalam berbagai acara.
“Apa saja yang baik, yang datang kepada untuk saya untuk saya lakukan akan saya lakukan,” ujarnya.