TEMPO.CO, Jakarta - Partai Golkar memecat Bowo Sidik sebagai pengurus DPP Partai Golkar setelah terkena operasi tangkap tangan Komisi pemberantasan Korupsi. Pengurus Golkar menunjuk Nusron Wahid untuk mengamankan wilayah Jawa Tengah 1 di pemilu 2019 yang selama ini dipegang Bowo Sidik.
Baca: Duit Rp 8 Miliar Bowo Sidik Pangarso Diduga untuk Serangan Fajar
Sekretaris Jenderal Golkar Lodewijk Paulus mengatakan langkah cepat itu diambil demi menjaga elektabilitas Golkar dalam tiga pekan menjelang hari-H pencoblosan pada 17 April 2019. "Agar tak mempengaruhi (elektabilitas Golkar), tadi malam kami langsung mengambil langkah-langkah antisipasi," ujar Lodewijk di kantor DPP Golkar, Jakarta pada Kamis, 28 Maret 2019.
Lodewijk mengatakan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto telah memanggil Nusron Wahid selaku Korbid Pemenangan Pemilu Jawa-Kalimantan untuk mengamankan wilayah Jateng 1. "Untuk sementara wilayah Jateng 1 diambil alih langsung oleh pak Pak Nusron," ujar dia.
Tim Satgas KPK menjaring Bowo Sidik Pangarso, pada Kamis dini hari kemarin. Penangkapan itu sebelumnya didahului oleh OTT KPK yang digelar Rabu hingga Kamis dini hari tadi. Total saat ini ada delapan orang yang diamankan dengan unsur pejabat BUMN, swasta dan anggota DPR.
Baca: Profil Bowo Sidik Pangarso, Caleg Golkar yang Terjerat OTT KPK
Juru bicara KPK Febri Diansyah mengatakan tindakan tersebut dilakukan lantaran adanya dugaan tindak pidana suap terkait distribusi pupuk antara perusahaan BUMN dan swasta. Setelah melalui pemeriksaan, KPK menetapkan Bowo Sidik sebagai tersangka suap pada Kamis malam ini.