TEMPO.CO, Jakarta-Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengundang para mantan perwira dan mantan pejabat untuk bertemu menjelang hari-H pencoblosan pemilihan presiden 2019. Pensiunan tentara itu menyebarkan undangan kepada teman-teman seangkatannya, yakni yang masuk Akademi Militer 1967 dan lulus pada 1970 melalui WhatsApp Group.
"Saya ingin sekali lagi mengundang kapan teman-teman entah mau ber-5 atau 10 orang, saya jamin pasti independen. Anda mau tanya apa saja, mau minta bukti apa saja, saya siap," ujar
Luhut lewat keterangan yang dikirimkan staf khususnya kepada Tempo, Rabu, 27 Maret 2019.
Baca: Luhut Panjaitan: Ada Gerakan Ingin Mengganti Ideologi Pancasila
Dalam pesan itu Luhut menjelaskan tak masalah jika para mantan perwira memilih calon presiden nomor urut 01 atau 02. "Saya tidak ada masalah, yang saya inginkan hanyalah agar kita-kita mantan perwira, mantan pejabat, marilah berpikir jernih, marilah bernalar dalam melihat segala hal, jangan menutup mata hati terhadap fakta-fakta yang baik," ujar Luhut.
Menurut Luhut, perwira harus berani mengatakan yang benar adalah benar dan salah adalah salah. "Maka saya ingin sekali lagi, mengundang kapan teman-teman bertemu, mau tanya apa saja, mau minta bukti apa saja, saya siap," ujar dia.
Simak: Luhut Pandjaitan Buka Kemungkinan Larang Boeing 737 Max 8
Sebagai pembantu Presiden Jokowi, Luhut juga ingin menjelaskan keberanian Jokowi dalam mengambil berbagai keputusan melalui pertemuan tersebut. "Beliau semangat bekerja. Namun, berhubung banyak yang dikerjakan, maka ada yang menilai seolah-olah pencitraan," ujar dia.
Dalam undangan elektronik tersebut Luhut menegaskan pilihan politik tetap merupakan hak konstitusi setiap orang. "Saya sebagai teman hanya memberikan informasi mengenai kemajuan yang sudah dicapai. Kalau anda merasa bahwa ada yang lain yang terbukti lebih bagus, monggo tidak ada masalah," ujar dia.