TEMPO.CO, Jakarta - Dalam acara Silaturahmi Bersama Alim Ulama Memperingati Harlah NU di Pondok Pesantren API ASRI Magelang, Jawa Tengah, Sabtu, 23 Maret 2019, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengungkapkan bahwa dirinya mengalami tekanan politik yang kuat saat pemerintah berusaha merebut saham mayoritas PT Freeport Indonesia.
Baca juga: Jokowi Pasang Target 58-62 Persen Suara di Pilpres 2019
Jokowi menyebutkan sejumlah pesan yang menakuti dirinya dan para menteri jika mengambil saham Freeport. Berikut isi kalimatnya.
1. "Banyak ditakuti, 'Pak, nanti kalau Freeport diambil, Papua bergejolak'."
2. "Saya juga ditakuti. Nanti di belakang ada ini… ini … ini… Dibilang, 'awas, di Papua Pak Presiden akan dikerjain dengan cara ini. Kalau saya mikirnya ruwet bisa mundur."
3. Saat memerintahkan menterinya bekerja, kata Jokowi, para menteri ditakut-takuti lagi. "(Mereka) Balik lagi, dibilang di belakang ada penggede.”
Ancaman-ancaman itu, kata Jokowi, tidak terjadi. Sebab, setelah Freeport diambil alih, Presiden Donald Trump hanya senyum-senyum saja ketika bertemu dirinya. Sebelumnya, ketika Jokowi bertemu Presiden Obama pun, juga tidak menanyakan apa-apa soal Freeport.
Baca juga: Siap Lawan Hoaks, Jokowi: Jangan Pikir Saya Penakut
Menurut Jokowi, sikap kedua pemimpin Amerika Serikat itu menandakan masyarakat Indonesia selama ini hanya ditakut-takuti saja. Hal itu yang membuat Indonesia tak mampu mengambil alih Freeport selama puluhan tahun.