Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jurnalis, Akademisi, Ahli HAM Sepakat Toleransi Harus Diupayakan

Reporter

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Wakil Menteri Luar Negeri Abdurrahman Mohammad Fachir memberikan sambutan di Seminar Regional The Nexus between Freedom of Religion or Belief and Freedom of Expression in Southeheast Asia yang berlangsung di Nusa Dua, Bali, Senin-Rabu, 18-20 Maret 2019. TEMPO | Rini K
Wakil Menteri Luar Negeri Abdurrahman Mohammad Fachir memberikan sambutan di Seminar Regional The Nexus between Freedom of Religion or Belief and Freedom of Expression in Southeheast Asia yang berlangsung di Nusa Dua, Bali, Senin-Rabu, 18-20 Maret 2019. TEMPO | Rini K
Iklan

TEMPO.CO, Nusa Dua - Sejumlah jurnalis, akademisi, dan ahli Hak Asasi Manusia se-Asia Tenggara sepakat bahwa toleransi akan keberagaman yang ada di masyarakat harus diperjuangkan. Executive Director of The International Association of Religion Journalist, Endy Bayuni mengatakan peristiwa penembakan di Selandia Baru yang terjadi baru-baru ini menjadi bukti kalau toleransi harus diupayakan.

Baca: 4 Cara Mudah Mengajarkan Toleransi pada Anak

"Tragedi di New Zealand menjadi contoh kalau keberagaman tidak datang begitu saja. Intoleransi seperti ini bisa terjadi di mana saja dan kapan saja. Padahal keberagaam adalah fakta kehidupan dan ada di setiap tempat atau negara," kata Endy Bayuni di acara The Nexus between Freedom of Religion or Belief and Freedom of Expression in Southeheast Asia yang berlangsung di Nusa Dua, Bali, Senin 18 Maret 2019.

Dalam posisi ini, Endy melanjutkan, media menjadi salah satu unsur untuk memulai pehamaman tentang keberagaman itu, menghentikan ujaran kebencian, sekaligus kebebasan berekspresi. Khusus di wilayah Asia Tenggara, menurut dia, adalah kawasan yang memiliki banyak keragaman. Sebagai contoh, muslim menjadi mayoritas di Indonesia, Brunai Darussalam, dan Malaysia. Bergeser ke negara lain, muslim menjadi minoritas di Filipina, Timor Leste, dan Singapura yang dominan beragama Nasrani. Budha menjadi agama yang dianut mayoritas penduduk Thailand, Kamboja, dan Laos.

Direktur Serikat Jurnalis untuk Keberagaman atau SEJUK, Ahmad Junaidi mencemaskan menguatnya politik identitas di negara-negara kawasan yang berdampak pada pelanggaran hak-hak masyarakat yang berbeda agama atau keyakinan, etnis dan ekspresi politik. Menurut dia, proses-proses politik seperti pemilu di masing-masing negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia, turut memarginalkan kelompok-kelompok minoritas dan mengkriminaslisasi jurnalis. “Regresi politik di Asia Tenggara ditingkahi dengan meningkatnya kriminalisasi terhadap jurnalis di negara-negara Asia Tenggara. Namun begitu, tidak bisa dipungkiri media turut memberitakan isu-isu minoritas dengan cara yang bias, bahkan ikut menstigma,” ujar Junaidi.

Baca juga: Jakarta Paling Intoleran Ketiga, Ini Hasil Survei Selengkapnya

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebab itu, SEJUK bekerja sama dengan International Association of Religion Journalists dan Institute for Peace and Democracy Universitas Udayana menghadirkan para ahli HAM, jurnalis, dan akademisi di kawasan Asia Tenggara, Timor Leste dan Northeast India berpartisipasi menyikapi ancaman politik identitas dan otoritarianisme terhadap hak-hak dan kebebasan masyarakat dalam format Regional Seminar & Workshop. Kegiatan yang mengambil tema “The Nexus between Freedom of Religion or Belief, and Freedom of Expression in Southeast Asia” ini dilakukan di Nusa Dua, Bali, Indonesia, pada Senin - Rabu, 18 - 20 Maret 2019.

Wakil Menteri Luar Negeri Abdurrahman Mohammad Fachir mengatakan toleransi adalah tantangan besar di masyarakat. "Ada kebencian terhadap kelompok tertentu dan sebagian diwujudkan dalam bentuk kekerasan. Ini tidak benar," kata dia. Di ranah global, Fachir melanjutkan, banyak fobia yang muncul. "Tapi saya percaya keinginan kita untuk menghidupkan toleransi lebih besar dari para teroris itu."

Di Indonesia, Fachir melanjutkan, pemerintah telah melakukan banyak cara untuk menjamin kebebasan beragama dan berekspresi. Kebebasan tersebut tertuang dalam konstitusi, sampai konkretnya membuat hari libur nasional untuk setiap perayaan agama. "Dan menurut saya ini hanya ada di Indonesia, di mana setiap agama mendapatkan hari libur untuk setiap perayaan mereka," kata dia. Adapun kunci dari toleransi, Fachir melanjutkan, adalah pendidikan. "Penting untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya keberagaman dan bagaimana menanggapi itu."

Artikel terkait:
Gerakan Suluh Kebangsaan: Madura Laboratorium Toleransi Indonesia

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Wartawan Perang Semyon Yeryomin Dapat Penghargaan dari Moskow

1 hari lalu

Ilustrasi wartawan televisi. shutterstock.com
Wartawan Perang Semyon Yeryomin Dapat Penghargaan dari Moskow

Wartawan Semyon Yeryomin gugur akibat serangan drone Ukraina pada akhir pekan lalu. Dia mendapat penghargaan dari Moskow


Universitas di Amerika Serikat Batalkan Pidato Wisuda Lulusan Berprestasi yang Pro-Palestina

8 hari lalu

University of Southern California di Los Angeles, California, AS, 13 Maret 2019. REUTERS/Mario Anzuoni
Universitas di Amerika Serikat Batalkan Pidato Wisuda Lulusan Berprestasi yang Pro-Palestina

University of Southern California (USC) di Amerika Serikat membatalkan pidato wisuda oleh seorang mahasiswi berprestasi pro-Palestina dengan alasan keamanan.


Bocoran Memo Internal New York Times Soal Gaza: Tak Boleh Menulis kata Genosida hingga Pendudukan

9 hari lalu

Iklan satu halaman penuh di New York Times yang menyerang penyanyi Dua Lipa dan model Gigi dan Bella Hadid telah dikecam secara luas.[Twitter/Middle East Eye]
Bocoran Memo Internal New York Times Soal Gaza: Tak Boleh Menulis kata Genosida hingga Pendudukan

The New York Times menginstruksikan para jurnalis yang meliput serangan Israel di Gaza untuk membatasi penggunaan istilah genosida hingga pendudukan


TNI Sebut OPM Lakukan Pelanggaran HAM Berat, Bagaimana Kategorinya Berdasar UU HAM?

9 hari lalu

Pegiat pelanggar HAM berat yang diiniasi Jaringan Solidaritas Korban Untuk Keadilan (JSKK), Jaringan Relawan Kemanuasiaan Indonesia (JRKI) dan Korban Tindak Kekerasan (kontras) melakukan aksi kamisan yang ke-804 di seberang Istana Merdeka, Jakarta, Kamis, 1 Februari 2024. Aksi tersebut menuntut Presiden RI Joko WIdodo untuk menuntaskan kasus-kasus pelanggaran HAM beat secara berkeadilan. TEMPO/ Febri Angga Palguna
TNI Sebut OPM Lakukan Pelanggaran HAM Berat, Bagaimana Kategorinya Berdasar UU HAM?

TNI sebut pembunuhan oleh OPM terhadap Danramil Aradide sebagai pelanggaran HAM berat. Bagaimana kategori jenis pelanggaran HAM berat sesuai UU HAM?


Tak Ada Kata Libur Lebaran Bagi 7 Profesi Ini, Petugas Kesehatan sampai Pemadam Kebakaran

13 hari lalu

Sejumlah petugas pemadam kebakaran berusaha memadamkan api yang membakar gudang pengolahan ban bekas di Marelan, Medan, Sumatera Utara, Jumat, 17 November 2023. Sebanyak 11 unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan api yang membakar gudang tersebut. ANTARA FOTO/Fransisco Carolio
Tak Ada Kata Libur Lebaran Bagi 7 Profesi Ini, Petugas Kesehatan sampai Pemadam Kebakaran

Ada beberapa profesi yang tidak bisa mengenal libur lebaran, selain tenaga kesehatan dan pemadam kebakaran, apa lagi?


Kronologi Penganiayaan Jurnalis Sukandi Ali oleh Prajurit TNI AL di Halmahera Selatan

14 hari lalu

(Dari kanan ke kiri) Erick Tandjung Ketua Bidang Advokasi AJI Erick Tanjung, Anggota Dewan Pers Arif Zulkifli, Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu, dan Tenaga Ahli Hukum Dewan Pers Hendrayana, dalam Konferensi Pers untuk merespon kasus penganiayaan seorang wartawan oleh tiga angota TNI-AL Posal Panamboang, di Halmahera Selatan, Maluku Utara pada Kamis, 28 Maret 2024. Konpers digelar di Gedung Dewan Pers, Gambir, Jakarta Pusat pada Senin, 1 April 2024. TEMPO/Adinda Jasmine
Kronologi Penganiayaan Jurnalis Sukandi Ali oleh Prajurit TNI AL di Halmahera Selatan

Baru-baru ini terjadi penganiayaan jurnalis Sukandi Ali oleh 3 prajurit TNI AL di Halmahera Selatan, Maluku Utara. Begini kejadiannya.


Kasus 3 Anggota TNI Aniaya Jurnalis di Maluku Utara, Danlanal Ternate: Copot Jabatan juga Sanksi

16 hari lalu

Ilustrasi penganiayaan. siascarr.com
Kasus 3 Anggota TNI Aniaya Jurnalis di Maluku Utara, Danlanal Ternate: Copot Jabatan juga Sanksi

Jurnalis itu dianiaya tiga anggota TNI AL setelah memberitakan penangkapan kapal bermuatan bahan bakar minyak jenis Dexlite.


Top 3 Hukum: OPM Klaim TNI-Polri Tembak Mati Komandannya, Gedung The Tribrata Dharmawangsa Dikelola Perusahaan Milik Tersangka Timah

16 hari lalu

Pasukan TNI-Polri menembak mati satu anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) saat akan menyerang pesawat sipil yang hendak mendarat di Bandara Oksibil di Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua Pegunungan, Jumat, 22 September 2023. [Penerangan Kogabwilhan III)
Top 3 Hukum: OPM Klaim TNI-Polri Tembak Mati Komandannya, Gedung The Tribrata Dharmawangsa Dikelola Perusahaan Milik Tersangka Timah

Juru bicara TPNPB-OPM mengatakan penembakan terhadap anggotanya terjadi ketika korban sedang mendulang emas dan tanpa perlawanan.


Sekjen PWI Pusat Klarifikasi Isu Penyelewengan Dana Hibah BUMN

16 hari lalu

Logo PWI. Istimewa
Sekjen PWI Pusat Klarifikasi Isu Penyelewengan Dana Hibah BUMN

PWI Pusat melakukan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) di 10 provinsi dengan dana dukungan Rp 6 miliar untuk periode Desember 2023 hingga Januari 2024.


Kasus 3 Tentara Aniaya Jurnalis, TNI AL Ternate: yang Paling Bertanggung Jawab Komandan

17 hari lalu

(Dari kanan ke kiri) Erick Tandjung Ketua Bidang Advokasi AJI Erick Tanjung, Anggota Dewan Pers Arif Zulkifli, Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu, dan Tenaga Ahli Hukum Dewan Pers Hendrayana, dalam Konferensi Pers untuk merespon kasus penganiayaan seorang wartawan oleh tiga angota TNI-AL Posal Panamboang, di Halmahera Selatan, Maluku Utara pada Kamis, 28 Maret 2024. Konpers digelar di Gedung Dewan Pers, Gambir, Jakarta Pusat pada Senin, 1 April 2024. TEMPO/Adinda Jasmine
Kasus 3 Tentara Aniaya Jurnalis, TNI AL Ternate: yang Paling Bertanggung Jawab Komandan

Komandan Pangkalan TNI AL Ternate Letkol Ridwan Aziz menanggapi kasus penganiayaan seorang jurnalis di Halmahera Selatan, Maluku Utara, Sukandi Ali.