TEMPO.CO, Jakarta - Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto - Sandiaga Uno, Dahnil Anzar Simanjuntak, menjelaskan soal penggantian Ujian Nasional (UN) dengan penelusuran minat dan bakat yang semalam dibahas Sandiaga di segmen pendidikan debat cawapres. Menurut Dahnil, wacana tersebut dinilai mampu membuat pendidikan menjadi lebih menggembirakan untuk anak didik.
Baca: Kubu Jokowi Mengkritik Ide Sandiaga Akan Menghapus Ujian Nasional
"Kami ingin memastikan pendidikan kita menjadi sarana yang menggembirakan. Itu visi besarnya. Pendidikan yang menggembirakan, mencerahkan, dan memajukan," kata Dahnil di media center BPN, Senin, 17 Maret 2019.
Dahnil kemudian menyebutkan beberapa alasannya mendorong penghapusan UN. Menurut dia, UN selama ini tidak menggembirakan bagi anak-anak didik SD, SMP, dan SMA. "Murid-murid itu tidak menemukan kegembiraan di UAN," ujar dia.
Selain itu, ia menilai UN telah berubah menjadi sekedar formalitas dan menyebabkan pemborosan dalam pelaksanaannya. "Belum lagi juga ada permasalahan moral terkait dengan pelaksanaan UAN, terutama tradisi nyontek dan sebagainya," tutur Dahnil.
Sandiaga pada sesi satu debat, mengatakan akan menghapuskan Ujian Nasional jika terpilih. "Kita pastikan sistem UN dihentikan, diganti dengan penelusuran minat bakat," ujar Sandiaga dalam debat ketiga yang diselenggarakan di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu, 17 Maret 2019.
Baca: Sandiaga Akan Hapus Ujian Nasional di Debat Cawapres
Sandiaga mengatakan pihaknya akan memperbaiki kurikulum agar fokus pada akhlak yang mulia. "Kami juga punya konsep sekolah link and match yang mana pemberi lapangan kerja tersambung dengan lembaga pendidikan," ujarnya.