TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana mencatat setidaknya hingga Ahad, 17 Maret 2019 sekitar pukul 15.00 WIB, 58 orang tewas akibat banjir bandang yang menerjang kota Sentani di Kabupaten Jayapura, Papua.
Baca juga: Banjir Bandang Sentani Akibat Curah Hujan Sangat Ekstrem
Dari 58 orang yang meninggal dunia, 39 jenazah dibawa ke RS Bhayangkara Polda Papua, 7 jenazah di RS Marthin Indey, dan 5 jenazah di RS Yowari.
"Sedangkan tujuh jenazah lainnya berada di rumah sakit di Kota Jayapura," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di kantornya, Jakarta Pusat pada Ahad, 17 Maret 2019.
Adapun korban luka-luka sebanyak 74 orang dan sudah dirujuk ke PKM Sentani, RS Bhayangkari, dan RS Yowari. Sementara 4.150 warga mengungsi ke enam titik yakni Komplek Gajah Mada, Rumah Bupati Jayapura, Bintang Timur, HIS Sentani, Kantor Bupati Jayapura, dan Doyo.
Sutopo mengatakan, evakuasi, pencarian dan penyelamatan korban diintensifkan untuk mencari korban. Tim SAR gabungan masih terus melakukan evakuasi dan belum semua daerah terdampak dijangkau karena tertutup pohon, batu, lumpur dan material banjir banjir bandang.
Sutopo menjelaskan, pihaknya telah menetapkan masa tanggap darurat selama 14 hari terhitung sejak hari ini, 17 Maret 2019.
Baca juga: Banjir dan Longsor NTT: 7 Meninggal, 1 Korban Hilang Masih Dicari
Kepala BNPB Doni Monardo telah melaporkan kepada Presiden Joko Widodo dampak bencana dan penanganan bencana banjir bandang di Sentani. Doni bersama unsur dari Kementerian/Lembaga hari ini berangkat ke Sentani untuk memberikan pendampingan dan bantuan kepada Pemerintah Daerah Jayapura dan Papua.
Banjir bandang di Sentani akibat hujan yang berlangsung selama 8 jam terus menerus. Menurut Stasiun Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika Sentani, hujan yang terjadi pada Sabtu 16 Maret 2019 sangat ekstrem