TEMPO.CO, Jakarta - Kabar baik datang dalam peringatan 700 hari teror air keras yang menimpa penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi Novel Baswedan, hari ini. "Kondisi mata kirinya semakin membaik," kata pengacara Novel, Arif Maulana, di Gedung KPK, Jakarta, Selasa, 12 Maret 2019.
Berita terkait: 700 Hari Penyerangan, Novel Baswedan: Pemerintah Tak Peduli
Arif tak menjelaskan detail kondisi mata kiri Novel Baswedan itu. Dia hanya mengatakan mendapatkan kabar tersebut langsung dari Novel yang kini sedang melakukan pengecekan kesehatan berkala untuk matanya di Singapura.
Mata kiri Novel Baswedan adalah organ yang paling parah terdampak siraman air keras 700 hari silam. Wajah Novel disiram air keras pada 11 April 2017 saat dia tengah menuju rumahnya sepulang salat subuh di masjid.
Sekitar 90 persen kornea mata kiri Novel terbakar akibat siraman cairan tersebut. Dia harus menjalani cangkok kornea mata di Singapura untuk memulihkan kondisi penglihatannya. Seperti hari ini, mantan perwira polisi itu harus kembali ke Singapura untuk melakukan pengecekan mata berkala.
Dan karena alasan itu pula, Novel tak bisa hadir dalam acara peringatan 700 hari teror terhadap dirinya yang digelar di depan Gedung KPK, Jakarta hari ini. Belasan pegawai KPK berkumpul bersama koalisi masyarakat antikorupsi.
Dalam peringatan itu, kabar baik hanya datang dari kondisi mata kiri Novel. Selebihnya tidak ada. Arief mengatakan penyelidikan polisi untuk mencari pelaku penyerangan terhadap Novel belum membuahkan hasil.
Polisi telah membentuk Tim Gabungan Kasus Novel Baswedan awal Januari 2019 lalu dan diberi mandat selama enam bulan. Arief mengaku telah mengirim surat kepada tim supaya lebih transparan mengenai hasil kerjanya. "Belum ada hasil berarti yang disampaikan ke publik," kata dia.