Dalam aksi kali ini, Rektor Universitas Halu Oleo Zamrun sempat datang menemui mahasiswa yang sedang berunjuk rasa di Kantor Gubernur Sultra, Senin sore. Dia bermaksud menenangkan massa aksi, namun tak digubris.
Zamrun bermaksud akan memfasilitasi para pendemo bertemu gubernur Ali Mazi. Namun, mereka tetap tak mengindahkan tawaran tersebut. Massa pun tetap melakukan pelemparan.
Saat dipukul mundur oleh petugas, massa tetap melakukan pelemparan. Diduga lelah, massa yang berbekal batu dan kayu kembali ke perempatan jalan di halaman Mapolda Sultra, di situ mereka membakar ban.
Kemudian sejumlah orang yang terlibat demo diamankan pihak kepolisian. Salah satunya Presiden Mahasiswa (Presma) Universitas Halu Oleo (UHO) Maco yang menggunakan jaket almamater UHO, digiring ke di ruang Provost Mapolda Sultra bersama beberapa orang mahasiswa lain.
“Semua tuntutan sudah diakomodir dan dipenuhi sehingga (mestinya) tidak ada lagi unjuk rasa yang bersifat anarkis. Untuk anggota yang menjadi korban ada sembilan sedangkan mahasiswa ada yang sempat diamankan tapi sudah dilepaskan, tapi malah kembali melakukan tindakan anarkis,” terang Humas Polda Sultra AKBP Harry Goldenhard kepada Tempo saat dikonfimrasi melalui sambungan telepon kepada Tempo.
Kapolda Sultra Brigjen Iriyanto menawarkan massa untuk bertemu dengan Kepala Biro Pemerintahan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sultra La Ode Ali Akbar. Namun mereka menolak. Massa pun kembali melakukan pelemparan batu ke arah barikade polisi.
Kapolda, Kabid Humas, dan beberapa pejabat Polda Sultra yang ikut mendampingi Brigjen Pol Iriyanto mengamankan diri dari lemparan batu massa. Polisi membalas dengan tembakkan water cannon dan gas air mata.
Tempo masih berusaha meminta konfirmasi dari para pemimpin mahasiswa.
ROSNIAWANTI FIKRY TAHIR (Kendari)