TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyampaikan bahwa pemerintah terus mengupayakan pencegahan agar kebakaran hutan dan lahan tidak meluas di Provinsi Riau. Kementerian sedang mengembangkan konsep pencegahan kebakaran hutan berbasis klaster.
“Sasarannya untuk meningkatkan kesadaran dan kapasitas masyarakat rawan kebakaran hutan dan lahan,” kata Asisten Deputi III Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Prabianto Mukti Wibowo kepada Tempo, di Jakarta, Jumat, 8 Maret 2019.
Baca: Kebakaran Hutan Riau 1.686 Hektare, Pekanbaru Dikepung Asap
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau mencatat luas lahan yang hangus mencapai 1.178 hektare. Kebakaran yang berlangsung sejak awal 2019 ini terjadi di Bengkalis, Kepulauan Meranti, Pelalawan, Siak, Dumai, Rokan Hilir, dan Indragiri Hilir.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mencatat titik panas di Provinsi Riau mencapai 285 titik. Terbanyak berada di Bengkalis dengan 156 titik, Kepulauan Meranti dengan 38 titik. Sedangkan di Siak 25 titik, Pelalawan 24 titik, Dumai 22 titik, Indragiri Hilir 11 titik, Rokan Hilir 9 titik. Hingga 3 Maret 2019, kebakaran sudah menyelimuti ibukota provinsi, Pekanbaru.
Staf analis Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Bibin Sultyanto mengatakan kabut yang menyelimut kota merupakan dampak dari kebakaran hutan. “Kiriman dari Meranti,” kata dia, dikutip dari Antara, 3 Maret 2019.
Baca: Kebakaran Hutan, Gubernur Riau Dituntut ...
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menemukan bahwa banyaknya jumlah titik api di Riau terjadi akibat curah hujan yang rendah. BMKG pun juga telah mengeluarkan data intensitas hujan harian pada 4 Maret 2019. Hasilnya, mayoritas daerah di Riau tidak akan hujan.
Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK Raffles B. Panjaitan mengatakan kebakaran kebanyakan juga terjadi akibat unsur kesengajaan membuka lahan perkebunan kelapa sawit. "Kami melihat lahan memang (sengaja dibakar) untuk ekspansi," kata Raffles di Riau. 27 Februari 2019.