TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengajak para ulama Jawa Barat ikut memerangi ghibah, hoaks, dan kabar fitnah yang beredar di masyarakat.
Baca: Begini Kata Presiden Jokowi Saat Terima Timnas U-22 di Istana
"Jangan dianggap ini hal yang ringan. Ini hal yang berat bagi keutuhan NKRI. Saya mengajak, betul-betul mengajak," kata Jokowi saat bersilaturahmi dengan para peserta halaqah ulama dan pimpinan pondok pesantren Jawa Barat di Istana Negara, Jakarta, Kamis, 28 Februari 2019.
Jokowi mengatakan banyak logika yang tak masuk akal dari kabar fitnah tersebut. Salah satunya fitnah bahwa pemerintah akan melegalkan pernikahan sesama jenis. "Coba, masya Allah. Logikanya enggak masuk. Negara kita ini adalah negara yang sangat menghargai norma agama, nilai agama," katanya.
Jokowi menyebutkan kabar bohong lainnya adalah tak membolehkan azan. Berdasarkan survei, kata Jokowi, ada sembilan juta orang percaya isu-isu tersebut. Karena itu, mantan Gubernur DKI itu mengaku tidak ingin diam. Sebab, berbahaya jika hoaks tidak segera direspons. "Yang percaya 9 juta, didiamkan jadi 15 juta, 30 juta, 50 juta. Berbahaya sekali," kata dia.
Baca: Bertemu Jokowi, Indra Sjafri Ungkap Beda Juara AFF U-19 dan U-22
Tak hanya menyerang pemerintah, Jokowi mengatakan kabar hoaks juga menimpa pribadinya. Ia dituduh sebagai anggota PKI. Selama 4,5 tahun diam dengan tuduhan itu, Jokowi pun memutuskan untuk menjawabnya setelah mengetahui adanya 9 juta orang yang percaya kabar itu. Namun, ia menegaskan bahwa dirinya tidak marah.