INFO NASIONAL - PT Nojorono Tobacco International menggelar workshop bertema “New Era, New Leaders” di Hotel Harris, Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada 25—28 Februari 2019. Generasi kedua wholesalers Nojorono diundang untuk berbagi bersama para pembicara dari kalangan industri.
Workshop ini menekankan betapa besarnya peran kaum muda dalam memajukan perusahaan. Acara ini diikuti 20 orang kalangan muda yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Melalui workshop ini, pihak penyelenggara berharap para peserta mendapat pemahaman baru tentang berbisnis pada era yang telah jauh berubah.
Baca Juga:
CEO Rombak Pola Pikir Dennis Adhiswara, yang juga memberikan materi, mengapresiasi acara tersebut. “Rasa haus akan pemahaman baru sudah terlihat sejak saya mengawali materi. Transfer ilmu memang seharusnya seperti ini, dua arah,” katanya.
Sineas sekaligus praktisi startup itu berharap prinsip-prinsip keterbukaan, kritis, serta keberanian dalam menentukan usaha dapat selalu dipelihara kaum milenial. “Sebab, saya menginginkan Indonesia dipimpin figur-figur muda yang andal dalam mengatasi masalah,” ujarnya.
Dalam workshop ini, Dennis berbagi tentang metode presentasi melalui pendekatan alur cerita film. Ia mengadopsi paparan Christopher Booker dalam bukunya The Seven Basic Plots. “Bagaimana pun, milenial sebaiknya stay curious, selalu ingin belajar, karena masih banyak pemahaman di luar sana yang belum kita ketahui,” ucapnya.
Baca Juga:
Melalui sistem fasilitasi dan camp (menginap), para peserta tidak hanya mendengarkan ceramah dari pembicara, tapi juga diminta membentuk kelompok dan membuat proyek tertentu untuk mengaplikasikan apa yang telah disampaikan pembicara.
Rendy, peserta asal Jakarta, mengatakan uraian Dennis berhasil memberikan sudut pandang baru baginya. “Berbagai tools yang ada di sekitar kita sebenarnya dapat dijadikan solusi untuk menyelesaikan masalah,” tuturnya.
Sebelumnya, sesi diskusi Tobacco 101 diadakan beberapa saat sebelum semua rangkaian workshop New Era, New Leaders selesai. Hadir sebagai pembicara pemerhati tembakau, Daniel Halim, yang juga salah satu generasi muda di dalam perusahaan.
Menurut Daniel, meski berkarier di belantara industri yang kian maju seperti sekarang, generasi baru selayaknya tidak lekas meminggirkan aspek pengalaman. Berbagai masukan dari generasi sebelumnya bisa tetap digunakan untuk memuluskan eksekusi atas pemikiran-pemikiran baru yang terus diproduksi milenial. “Sebab, pengalaman adalah guru yang mahal bagi saya,” katanya.
Daniel menambahkan, sistem manajemen perusahaan yang baik tentu juga memiliki peran penting dalam menjembatani generasi muda dengan para seniornya. (*)