INFO NASIONAL -- Menteri Ketenagakerjaan Muhammad Hanif Dhakiri bersama jajarannya melakukan inspeksi dengan mencoba langsung Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta pada Senin, 25 Februari 2019. Didampingi Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar, Menaker Hanif menyaksikan langsung profesionalitas tenaga kerja MRT dalam mengoperasikan kendaraan umum yang bakal menjadi idola baru pekerja di Jakarta ini.
Menaker Hanif bersama rombongan berangkat dari Stasiun Bundaran Hotel Indonesia pukul 13.13 WIB sesuai jadwal operasional harian. Kurang dari 30 menit, rombongan sudah sampai di Stasiun Lebak Bulus. Setelah melakukan fast checking di Stasiun Lebak Bulus, rombongan kembali menuju ke Stasiun Bundaran Hotel. “Secara keseluruhan sudah bagus, fasilitasnya juga sudah ramah terhadap disabilitas,” ujar Menteri Hanif.
Sementara itu, William Sabandar menjelaskan bila MRT akan beroperasi mulai pukul 05 pagi hingga pukul 24 malam. “Dari Lebak Bulus hingga Bundaran HI total terdapat 13 stasiun. Total kami punya 16 rangkaian kereta dimana dua merupakan cadangan dan semuanya dikontrol secara otomatis dengan jarak antar kereta selama lima menit saat jam sibuk. Tiap rangkaian bisa mengangkut 1800an penumpang,” kata William.
Menteri Hanif pun berujar bila MRT ini merupakan satu hal yang positif untuk masyarakat. “MRT Jakarta memberikan multiplier efek yang besar. Dengan adanya pengoperasian MRT maka ada tenaga kerja yang terserap. Selain bisa mengurangi angka pengangguran juga bisa menghidupkan ekonomi di sekitar jalur MRT,” ujarnya.
Terkait Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Menteri Hanif juga mengapresiasi kinerja positif yang ditunjukkan selama pembangunan MR Jakarta. “K3 sejak pembangunan tidak ada masalah. Sistem manajemen juga dijaga ketat. Memang bisnis transportation itu setengahnya merupakan bisnis keamanan juga jadi safety menjadi prioritas dan saya lihat sejak awal sangat baik” katanya.
William juga menambahkan bila apa yang dilakukan telah sesuai dengan standar yang ada. Saat ini MRT jakarta sendiri memiliki total 550 tenaga kerja dimana 350 orang terlibat langsung di lapangan dalam menjalankan kereta dan sisanya mensupport dari manajemen dan adminsitrasi di kantor. Di luar itu juga ada tenaga kerja outsourcing untuk keamanan maupun kebersihan yang jumlahnya lebih dari seribu tenaga kerja. (*)