Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hidayat Nur Wahid Dorong Umat Islam Memahami Sejarah Bangsa

image-gnews
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid saat acara Sosialisasi Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, di Tanah Abang, Jakarta, 24 Februari 2019.
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid saat acara Sosialisasi Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, di Tanah Abang, Jakarta, 24 Februari 2019.
Iklan

INFO NASIONAL - Di hadapan ratusan warga Tanah Abang, Jakarta Pusat, saat Sosialisasi Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, 24 Februari 2019, Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Hidayat Nur Wahid mengatakan bentuk negara federal atau serikat tidak cocok diterapkan pada negara kepulauan. Sistem itu disebut tepat bila diterapkan pada negara daratan.

Ketika sistem tersebut diterapkan di Indonesia, sebagai negara kepulauan akibat Perjanjian Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda, Desember 1949—Indonesia harus berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS)—hal itu membuat kegelisahan bagi Politikus Partai Islam Masyumi Mohammad Natsir. Sebab, Indonesia terbagi dalam 16 negara bagian. Menyedihkan lagi, kekuasaan tertinggi RIS berada di tangan Ratu Belanda Juliana.

Saat itu, Natsir melihat perjanjian KMB merugikan Indonesia. Sebab, Indonesia, yang diproklamasikan pada 17 Agustus 1945, menghendaki NKRI sebagai bentuk negara, bukan RIS. Akibat perjanjian itu, UUD 1945 pun diganti dengan UUD RIS.

Untuk itu, pada 3 April 1950, Natsir di depan anggota Parlemen berpidato dengan tema “Mosi Integral”.  Dalam pidato itu, Natsir menolak hasil KMB dan menginginkan Indonesia kembali ke NKRI. Pidato itu, menurut Hidayat, didukung semua fraksi serta rakyat Indonesia. "Hingga akhirnya, kita kembali ke NKRI pada 17 Agustus 1950," tuturnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dari peran Natsir, Hidayat mengatakan umat Islam dari dulu menyelamatkan NKRI. "Natsir sebagai wakil umat Islam tak ingin Indonesia dipecah belah," ucapnya.

Dari peran Natsir, Hidayat mendorong agar umat Islam paham sejarah bangsa. "Kalau tak ada Natsir, kita tak mengenal NKRI lagi," ujarnya. Dengan memahami sejarah, membuat umat Islam tak abai pada masalah bangsa dan negara. "Dengan memahami sejarah, menjadikan umat Islam selalu menjadi garda terdepan membela NKRI," tuturnya.

Hidayat berharap sosialisasi yang dilakukan bermanfaat dan mengingatkan bahwa negara ini merupakan warisan dari para ulama, baik yang berasal dari partai maupun ormas Islam. (*)

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Bamsoet Resmikan Sirkuit Gokart Electric Tercepat Pertama di Indonesia

20 jam lalu

Bamsoet Resmikan Sirkuit Gokart Electric Tercepat Pertama di Indonesia

Bambang Soesatyo meresmikan Barcode Gokart Electric di Mall of Indonesia (MOI).


Bamsoet Sebut Keluarga Besar Anak Kolong Berharap Kepada Prabowo

7 hari lalu

Bamsoet Sebut Keluarga Besar Anak Kolong Berharap Kepada Prabowo

Bamsoet mengatakan, keluarga besar Anak Kolong atau anak asrama putra/putri TNI-Polri, menaruh harapan besar kepada Prabowo Subianto sebagai kandidat terpilih di Pilpres 2024


Bamsoet Harap Kabinet Baru Pemerintahan Diisi Figur Kompeten

7 hari lalu

Bamsoet Harap Kabinet Baru Pemerintahan Diisi Figur Kompeten

Bamsoet menegaskan, kabinet mendatang harus diisi oleh orang-orang yang memiliki kompetensi, berintegritas, dan memiliki loyalitas yang tinggi.


Bamsoet Dorong Seluruh Partai Politik Rekonsiliasi dalam Koalisi Pemerintahan Prabowo

7 hari lalu

Bamsoet Dorong Seluruh Partai Politik Rekonsiliasi dalam Koalisi Pemerintahan Prabowo

Bamsoet memberikan apresiasi atas pertemuan Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar -Mahfud, Arsjad Rasjid dengan Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Rosan Roeslani, saat open house di kediaman Rosan Roeslani.


Ketua MPR RI Bamsoet Gelar Open House Idul Fitri

8 hari lalu

Ketua MPR RI Bamsoet Gelar Open House Idul Fitri

Bambang Soesatyo dan keluarga menyelenggarakan open house sekaligus halal bihalal Idul Fitri 2024.


Bamsoet: SOKSI Apresiasi Arilangga dan Siap Kawal Pemerintahan Prabowo-Gibran

13 hari lalu

Bamsoet: SOKSI Apresiasi Arilangga dan Siap Kawal Pemerintahan Prabowo-Gibran

Bambang Soesatyo mengatakan SOKSI mangapresiasi Kepemimpinan Airlangga Hartarto yang berhasil mendongkrak perolehan kursi Partai Golkar di DPR RI dan siap kawal kepemimpinan Prabowo-Gibran sebagai Presiden dan wakil presiden 2024-2029.


Bamsoet Akan Giatkan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI Melalui Kanal Youtube

15 hari lalu

Bamsoet Akan Giatkan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI Melalui Kanal Youtube

Bambang Soesatyo mengajak Youtube Indonesia untuk bekerjasama memasifkan konten Sosialisasi Empat Pilar MPR RI


Bamsoet Dorong Pemerintah Atasi Tingginya Harga Avtur

16 hari lalu

Bamsoet Dorong Pemerintah Atasi Tingginya Harga Avtur

Bambang Soesatyo menyoroti tingginya harga Avtur di Indonesia yang mencapai 20 persen lebih tinggi dibandingkan dengan negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.


Catatan Ketua MPR: Mencari Jalan Baru untuk Melindungi Penerimaan Negara

16 hari lalu

Catatan Ketua MPR: Mencari Jalan Baru untuk Melindungi Penerimaan Negara

Pembobolan penerimaan negara menjadi sorotan utama yang terus mengemuka, memunculkan upaya dan gagasan baru untuk mencari jalan atau strategi yang lebih efektif dalam melindungi penerimaan negara


Bukber Bersama Gerak BS, Bamsoet Ajak Perkuat Wawasan Kebangsaan

16 hari lalu

Bukber Bersama Gerak BS, Bamsoet Ajak Perkuat Wawasan Kebangsaan

Bambang Soesatyo mengingatkan membangun wawasan kebangsaan di era digital seperti saat ini mempunyai tantangan yang sangat kompleks.