1. Ketenagakerjaan
Soal ketenagakerjaan, Andre mengatakan Prabowo dan Sandiaga telah memiliki kontrak politik dengan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) yang ditandatangani 1 Mei 2018 lalu. Menurut Andre, kontrak politik ini akan menjadi dasar program-program Prabowo - Sandiaga dalam bidang ketenagakerjaan.
Baca juga: Disuguhi Leci oleh Pimpinan Pesantren, Sandiaga Batalkan Puasa
Ia lalu menyinggung soal Tenaga Kerja Asing (TKA) saat membicarakan visi-misi Prabowo-Sandi dalam bidang ketenagakerjaan. "Bicara tenaga kerja asing, tenaga kerja asing boleh, tapi tentu yang boleh itu ekspatriat, untuk manajemen maupun tenaga ahli," kata Andre. "Bukan mereka investasi ke kita, Tiongkok investasi ke kita, lalu mereka bisa bawa ribuan tenaga kerja buruhnya ke Indonesia, itu yang salah."
Andre menuturkan Indonesia harus siap bekerjasama dengan negara manapun. Namun, kata dia, kerjasama ini harus didasari untuk kepentingan bangsa dan negara. Ia berujar negara Tiongkok sah-sah saja jika ingin berinvestasi di Indonesia, bahkan boleh-boleh saja jika ingin membawa ekspatriat dan tenaga ahli mereka.
"Tapi mereka tidak boleh bawa buruh asing, tukang kayu, tukang batu, buruh-buruh kasar, dan supir ke negara kita. Emang Indonesia nggak ada yang (mampu) seperti itu? Apalagi tingkat pengangguran kita masih tinggi, masih banyak rakyat kita yang kesulitan mencari pekerjaan, gitu lho," ujar dia.
Andre kemudian menyinggung soal buruh-buruh kasar Tiongkok yang terlibat dalam pembangunan kawasan terpadu Meikarta. Menurut dia, kebijakan Prabowo-Sandi akan melarang tentang adanya buruh-buruh kasar asing yang terlibat dalam pembangunan di Meikarta.
Simak juga: Debat Capres 3, Ma'ruf Amin Pesan ke Sandiaga agar tak Sungkan
"Emang orang Bekasi, orang Karawang tidak ada yang bisa jadi buruh di Meikarta? Di Morowali enggak ada buruh dari Morowali? Jadi ini faktor pembeda antara Prabowo dan Jokowi," ucap Andre.