TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta urusan politik tidak sampai mengganggu hubungan masyarakat satu sama lain. Ia menuturkan pemilihan umum adalah hal biasa dan terjadi setiap lima tahun.
Baca: Gelar Pidato Kebangsaan, Kubu Jokowi Bantah Tiru Prabowo
Jokowi mewanti-wanti agar masyarakat tidak saling bermusuhan hanya karena perbedaan pilihan calon presiden atau kepala daerah. Pasalnya, kata dia, para petinggi elite politik bersikap biasa saja dan tetap berhubungan baik meski sedang bersaing.
"Jangan sampai yang di bawah ramai padahal di atas senyam-senyum saja," kata Jokowi di Gelanggang Remaja Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta, Jumat, 22 Februari 2019.
Jokowi mencontohkan di kalangan masyarakat bawah banyak yang berpikir jika ia memiliki masalah dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Ia pun menampiknya.
"Orang di bawah berpikir saya dan pak gubernur ada masalah, padahal saya setiap hari bertemu, ke mana-mana bareng, enggak ada masalah," ujarnya.
Mantan wali kota Solo ini meminta masyarakat tidak mudah diprovokasi sehingga memutuskan tali persaudaraan hanya karena urusan politik. Jokowi mengaku merasa sedih jika mendapat laporan di daerah lain ada warga yang bertikai karena urusan pemilihan kepala daerah. "Urusan politik jangan dicampur aduk dengan silaturahmi kita," kata dia.
Simak juga: 2019, BPN Bidik Seluruh Lahan di Jaksel Punya Sertifikat Tanah
Jokowi mengingatkan jika Indonesia adalah negara besar yang memiliki ribuan pulau dan ratusan suku. Menurut dia, perbedaan yang banyak ini merupakan hukum Allah. Sebabnya persatuan yang terjalin harus dijaga karena menjadi aset terbesar bangsa.