TEMPO.CO, Jakarta - Kebiasaan Presiden Joko Widodo untuk blusukan dalam perjalan dinasnya menjadi tantangan yang harus dijalankan Pasukan Pengamanan Presiden atau Paspampres. Apalagi Jokowi mengaku beberapa kali menginspeksi suatu lokasi secara mendadak.
Baca juga: Hampir 3.000 Aparat Gabungan Kawal Debat Capres Putaran Dua
Meski begitu, Asisten Intelejen Komandan Paspampres Kolonel Kavaleri Urip Prihatman mengatakan Paspampres tetap menjalankan fungsinya secara penuh.
"Paspampres meski dadakan, selalu ada pasukan yang siaga. Yang setiap waktu ada, stand by terus. Perlengkapan siap, kendaraan siap," kata Urip dalam media briefing di Mako Paspampres, Jakarta Pusat, Jumat, 22 Februari 2019.
Dalam debat capres kedua lalu, Jokowi mengatakan kerap mengunjungi suatu lokasi tanpa pemberitahuan untuk meninjau kondisi sesungguhnya. Terakhir, Jokowi mengaku pergi kampung nelayan di Tambak Lorok di Semarang pukul 24.00, hanya berdua dengan supirnya. Hal ini dilakukan untuk memastikan kondisi nelayan di sana.
Urip mengatakan kondisi seperti ini memang kerap dilakukan. Di era pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, bahkan presiden pergi menggunakan mobil Toyota Kijang. "(Dalam kondisi ini) bisa jadi dangrup dan danpaspampres jadi supir," kata Urip.
Meski begitu, ia mengatakan standard of procedures (SOP) pengamanan tetap berjalan. Mulai dari rapat koordinasi hingga peluncuran tim advance yang lebih dulu meninjau lokasi, tetap dilakukan sebisa mungkin.
Baca juga: Kata Komandan Paspampres Soal Anggotanya yang Tekuk Jari Warga
"(Mereka) Menilai medan, menilai ancaman, juga hambatan. Baru setelah di sana oke, baru dilaporkan ke pusat bahwa medan sudah oke," kata Urip.
Paspampres merupakan pasukan utama yang menjadi penjaga Presiden dan Wakil Presiden. Tak seperti protokoler, Urip mengatakan penjagaan Paspampres dilakukan 24 jam non-stop.