TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pers mengecam peretasan terhadap situs pengecekan fakta berbagai peristiwa bernama cekfakta.com. Situs itu diretas pada Selasa, 19 Februari 2019.
"Tindakan peretasan yang berakibat terganggunya kerja-kerja melawan hoax yang dilakukan oleh koalisi cekfakta.com sama saja dengan upaya mendukung penyebaran berita bohong," ujar aktivis LBH Pers Gading Yonggar melalui keterangan tertulis, Rabu, 20 Februari 2019.
Baca: Benarkah Klaim Jokowi soal Tak Ada Kebakaran Lahan Sejak 2016?
Gading mendesak kepolisian agar segera menyelidiki dan mengusut tuntas pihak-pihak yang melakukan peretasan terhadap situs cekfakta.com. Sebab, proses hukum oleh kepolisian sangat mendasar mengingat tindakan peretasan sebagaimana diatur dalam Pasal 33 UU ITE merupakan perbuatan yang dilarang dan memiliki ancaman pidana penjara.
LBH Pers mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mendukung upaya-upaya pemberantasan hoax sebagaimana yang dilakukan oleh koalisi media yang tergabung dalam cekfakta.com.
Baca: Buntut Debat Capres, Situs Cek Fakta Diretas ke Video Hantu
Situs cekfakta.com dibobol setelah situs itu dan sejumlah media menggelar acara periksa fakta dan data terkait kebenaran pernyataan capres dalam debat capres dua hari lalu. Diketahui, peretas mengubah ID pemilik situs cekfakta.com menjadi bernama Elliot Alderton dengan email thegreatfsociety@gmail.com.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Media Siber Indonesa Wahyu Dhyatmika mengatakan peretasan diketahui saat banyak keluhan di media sosial sekitar pukul 18.00. "Saat kami cek memang ternyata username tak bisa diakses," ujar Wahyu yang juga salah satu inisiator cekfakta.com, Selasa, 19 Februari 2019.
Simak: The Guardian Tuding Cek Fakta Facebook Gagal, Apa Kata Facebook?
Menurut Wahyu, peretas mengubah DNS cekfakta.com ke situs Youtube.com yang berisi video-video hantu. Situs itu dibobol dengan mengganti password username akun yang mendaftarkan domain. "Sebetulnya infrastruktur cekfakta.com sudah cukup aman, cuma bolongnya itu di akun yang mendaftarkan domain."
Peretasan situs cekfakta.com ini baru pertama kali terjadi. Menurut dia, hal ini terjadi setelah situs itu menggelar acara periksa fakta dan data terkait kebenaran pernyataan capres dalam debat capres di kantor Google Indonesia.
ANDITA RAHMA | SYAFIUL HADI