TEMPO.CO, Jakarta - Setelah menjajal kereta moda raya terpadu (MRT) Jakarta, Ratangga, dengan rute Stasiun Bundaran HI-Lebak Bulus pulang-pergi, pada Rabu, 20 Februari 2019, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyampaikan kritiknya. Salah satu kritik JK ialah pemerintah terlambat membangun MRT.
"Mestinya kita bangun tahun 1990-an. Jadi kita apresiasi itu bisa dibangun pada sekarang ini," kata JK di Stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta.
Baca: Kritik Infrastruktur Pemerintah, JK: Untuk Kebaikan
Proyek MRT Jakarta dirintis sejak 1985. Namun, pembangunan konstruksinya baru dimulai pada Oktober 2013, setahun setelah Joko Widodo atau Jokowi menjabat sebagai Gubernur DKI. Proyek itu dimulai dengan pembangunan Fase I dari Lebak Bulus - Bundaran HI sepanjang 16 kilometer.
Menurut JK, pemerintah harus membangun MRT dengan panjang rute minimal 200 kilometer dalam 10 tahun, agar bisa menjamin transportasi masyarakat. Saat ini, MRT Jakarta baru sampai pada Fase 1 rute Bundaran HI-Lebak Bulus sepanjang 16 kilometer yang akan diresmikan pada akhir Maret 2019. Fase selanjutnya akan dibangun tahun ini dari Bundaran HI hingga Ancol.
Hampir satu jam menjajal kereta Ratangga, JK mengaku nyaman dan tepat waktu. Dalam sistem transportasi, kenyamanan, keamanan, dan tepat waktu merupakan hal yang sangat penting. JK menilai, Ratangga MRT Jakarta sudah memenuhi kriteria itu. "Ini memenuhi.”
Baca: Soal LRT Palembang, JK: Jauh dari Target, tapi Tidak Grasa-grusu
JK menilai bus belum memenuhi kriteria itu. “Kadang-kadang berhenti, lama, atau tidak jalan.” Dengan Ratangga, perjalanan orang akan dapat dihitung, di samping aman dan nyaman.
Saat meninjau, JK didampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Zulfikri, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar.
Kereta MRT atau Ratangga akan dibuka untuk komersil sekitar 24 - 31 Maret 2019. Pada Fase I ini, MRT Jakarta memiliki 13 stasiun. Tujuh di antaranya adalah stasiun layang yang berada di Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, Haji Nawi, Blok A, Blok M, dan Sisingamangaraja. Sedangkan stasiun bawah tanah berada di Senayan, Istora, Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas, dan Bundaran Hotel Indonesia.