TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) Eggi Sudjana membandingkan kasus kebohongan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi dengan kasus kebohongan aktivis Ratna Sarumpaet.
Baca juga: Jokowi Klaim 3 Tahun Tak Ada kebakaran Hutan, Begini Data KLHK
Menurut Eggi, meski sama-sama berbohong, Ratna jauh lebih baik daripada Jokowi. "Anda ingat Ratna Sarumpaet? Sekali dia berbohong, dia berbohong dalam kejujuran atau jujur berbohong. Ratna jujur tapi bohong. Apa jujurnya? dia bilang dia tidak dipukulin padahal sebelumnya bilang dipukulin. Itu kan dia jujur dalam berbohong," kata dia di Gedung Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jakarta Pusat pada Selasa, 19 Februari 2019.
Untuk itu lah, Eggi Sudjana bersama timnya, mewakili Aktivitis Koalisi Masyarakat Anti Hoaks, mendesak Bawaslu agar mendiskualifikasi Jokowi. Sebab, Jokowi telah menyebarkan berita bohong atau hoaks kepada masyarakat dalam debat capres periode dua yang dilaksanakan pada 17 Februari lalu.
"Tidak hanya dalam debat. Jokowi sudah membohongi rakyat sejak 2014. Ada 66 janji yang tidak jalan. Nah kami minta Bawaslu bersikap tegas. Dia tidak pantas jadi presiden," kata Eggi.
Eggi lantas menjelaskan beberapa poin kebohongan Jokowi. Dalam debat, Jokowi menyebut impor jagung bisa ditekan menjadi 180.000 ton pada 2018, namun data Badan Pusat Statistik (BPS) justru berbeda.
Menurut data BPS impor jagung sepanjang tahun 2018 mencapai 737,22 ribu ton dengan nilai US$ 150,54 juta. Eggi juga menyinggung perihal kebakaran hutan, di mana Jokowi sempat mengklaim tidak ada kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dalam kurun tiga tahun terakhir.
"Padahal selama dia mimpin banyak kebakaran hutan. Contohnya di Riau, Sumatera dan Kalimantan. Kalian, para pers, tinggal googling aja," ucap Eggi.
Jokowi dalam debat capres pada Ahad malam lalu, sempat mengklaim jika selama tiga tahun terakhir kepemimpinannya tidak terjadi kebakaran hutan di Indonesia. "Dalam tiga tahun ini tidak terjadi kebakaran lahan, hutan, kebakaran lahan gambut, dan itu adalah kerja keras kita semuanya," kata Jokowi di Hotel Sultan.
Namun merujuk laporan capaian Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada 4 tahun pemerintahan Jokowi, seperti dikutip dari situs resmi KLHK, untuk Januari sampai Agustus 2018 saja 194.757 hektare hutan di Indonesia terbakar. Angka tersebut justru naik jika dibandingkan dengan luas hutan yang terbakar di tahun sebelumnya, yaitu 165.528 hektare.
Esoknya Jokowi meralat ucapannya di debat tersebut. "Saya sampaikan kami bisa mengatasi kebakaran dalam tiga tahun ini, artinya bukan tidak ada, tapi turun drastis, turun 85 persen lebih," katanya di Pandeglang, Banten, Senin, 18 Februari 2019.
Baca juga: Greenpeace Bantah Jokowi Soal Kebakaran Hutan, Ini Pendapatnya
Menurut Jokowi, dalam kurun waktu tersebut dampak dari kebakaran hutan dan lahan tidak sebesar tahun-tahun sebelumnya. Ia mencontohkan kejadian kebakaran ini tidak sampai mengganggu jadwal penerbangan dan protes asap dari negara-negara tetangga.
Dalam laporan Egi Sudjana tersebut, Jokowi diduga melanggar Pasal 14 dan 15 Undang-Undang Nomor 1 tahun 1946, Pasal 27 ayat 3 UU ITE, Pasal 421 KUHP Jo Pasal 317 KUHP tentang Kebohongan Publik, Penyebaran Berita Bohong, Penyalahgunaan Wewenang, dan Keterangan Palsu.