TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Staf Presiden Moeldoko mengatakan, Presiden Joko Widodo atau Jokowi tidak mempermasalahkan aksi penghadangan kendaraannya yang dilakukan oleh para sopir truk tangki PT Pertamina Patra Niaga, yang berunjuk rasa di seberang Istana Merdeka, malam tadi. Moeldoko berdalih Jokowi terbiasa menghadapi situasi seperti itu.
Baca juga: Tim Sukses Jokowi: Kami Mulai Kampanye Perang Total
"Ya, presiden biasa. Kalau menghadapi massa, kan, biasa," kata Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis, 14 Februari 2019.
Moeldoko mencontohkan, suasana seperti itu sering terlihat saat Jokowi kunjungan kerja. Meski Jokowi telah berada di dalam mobil dan siap untuk pergi, masih banyak warga yang mengerubunginya.
"Sering pada saat membagi buku itu sangat mepet, nempel ke mobil presiden. Saya sendiri secara pribadi mantan panglima TNI, cukup khawatir, cuma presiden happy-happy aja dengan situasi seperti itu. Karena itu menjadi kebiasaan," ujarnya.
Sebelumnya, di media sosial beredar video saat para sopir truk tangki Pertamina ini mencegat rombongan Jokowi yang meninggalkan Istana Merdeka. Aksi saling dorong pun terjadi antara demonstran yang ingin menyuarakan aspirasinya dan pasukan pengamanan presiden.
Menurut Moeldoko, apa yang dilakukan Paspampres adalah hal yang wajar. Pasalnya mereka bertugas untuk menjamin keamanan presiden.
"Jadi kalo para pengawal Paspampres ini melihat situasi yang itu kurang bagus untuk pengamanan presiden, maka ada langkah langkah. Semalam, kan, sempat sedikit ada dorong-dorongan oleh aparat yang ingin jangan sampai nanti ada yang ketabrak, keserempet mobil dan seterusnya," ucapnya.
Baca juga: Kubu Jokowi Tak Khawatir Gempuran Kubu Prabowo di Jawa Tengah
Terkait masalah yang disampaikan oleh para supir truk itu, Moeldoko berujar Presiden Jokowi telah menerima perwakilannya untuk bertemu beberapa hari lalu. "Saya pikir mereka mereka sudah diterima dan penyelesaiannya yang bagaimana sesuai prosedur mereka bekerja," ucapnya.
Seperti diketahui, ratusan sopir truk ini telah berunjuk rasa di seberang Istana Merdeka selama berhari-hari. Mereka menuntut penyelesaian upah lembur yang belum dibayarkan, pengangkatan sebagai karyawan tetap, pembatalan pemecatan sepihak, dan pembayaran uang pensiun.