TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua KPK Laode M Syarif mengatakan seorang penyelidiknya yang dianiaya di Hotel Borobudur saat ini masih dirawat di Rumah Sakit.
“Sekarang masih ada di rumah sakit, satu orang dioperasi karena hidungnya bengkok, patah,” kata Laode di Makassar, Rabu 13 Februari 2019. “Mungkin dipukulnya kena cincin,” lanjut Laode. Sedangkan satu pegawai juga mengalami intimidasi dengan kata-kata dan didorong, tapi tak luka.
Baca juga: Penganiayaan Pegawai KPK, Sekda Papua Minta Pemeriksaan Ditunda
Adapun soal foto yang beredar memperlihatkan seorang pegawai KPK bernama Gilang Wicaksono tak mengalami luka parah menurut Laode karena foto itu diambil dari jauh. “Tapi kan saya yang jemput paginya di Polda,” tambah Laode.
Menurut Laode, polisi telah memanggil dokter RS Metropolitan Medical Centre untuk dimintai keterangan soal dugaan penganiayaan pegawai KPK.
Begitu juga dengan Pemerintah Provinsi Papua yang rencananya dipanggil untuk menjalani pemeriksaan tapi tertunda. Sebelumnya dua pegawai KPK diduga diserang di Hotel Borobudur Jakarta Pusat, Sabtu malam, 2 Februari 2019.
Saat itu, para pegawai KPK sedang ditugaskan untuk melakukan pengecekan lapangan merespons laporan masyarakat tentang adanya indikasi korupsi dalam rapat yang terjadi antara Pemerintah Provinsi Papua dan DPRD. Rapat tersebut membahas anggaran pendapatan dan belanja daerah 2019.
Kasus penganiayaan pegawai KPK ini dilaporkan ke Polda Metro Jaya pada 3 Februari 2019. Keesokannya tim Polda Metro Jaya datang ke Hotel Borobudur untuk meminta Digital Video Recording atau DVR untuk proses hukum atas dugaan penganiayaan itu.
Baca juga: Kasus Penganiayaan Pegawai KPK, Polisi Panggil Dokter RS MMC
Akan tetapi kamera pemantau atau CCTV diduga dihapus untuk menghilangkan barang bukti. “Kita kurang tahu persis, apa dihapus atau dirusak?. Tapi ketika ingin dilihat yang kejadiannya malam itu sudah tidak ada,” kata Laode M Syarif saat hadir dalam acara Prospek Pemberantasan Korupsi di Indonesia Pasca Pemilu 2019 dan Urgensi Perubahan UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi di Kampus UMI Makassar, Rabu 13 Februari 2019.
Menurut Laode, pihak hotel mengatakan memang kamera pemantau tersebut rusak. Namun, lanjut dia, itu bukan masalah lantaran masih ada saksi-saksi. Apalagi ada hasil visum dari dokter soal penganiayaan itu.