Koordinator Jaringan Advokasi Tambang atau Jatam, Merah Johansyah mengkritik visi misi Jokowi ini sebatas 'normatif' dan tidak menyentuh pada persoalan. Merah menilai, salah satu penyebabnya dikarenakan banyak di antara pemilik perusahaan besar, termasuk perusahaan tambang dan batu bara, merupakan milik dari timses ataupun penyandang dana yang bercokol di belakang Jokowi.
Simak juga: Kata Timses, Prabowo Membaca Berita untuk Persiapan Debat Capres
Merah mencontohkan, PT Kutai Energi milik Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan yang sudah lama menjadi sorotan lembaganya. Dia menyebut perusahaan ini bertanggung jawab atas pencemaran dan pengrusakan lingkungan di Kalimantan Timur akibat operasi tambang perusahaan yang dekat dengan permukiman warga. Sementara Luhut merupakan bagian dari pemerintah saat ini dan berada di belakang tim pemenangan Jokowi - Ma'ruf.
"Jadi, percuma pemerintah datang ke konvensi internasional perubahan iklim, berkomitmen menurunkan emisi laju karbon, selama batu bara masih menjadi sumber utama dalam oligarki bisnis politik," ujar Merah dalam sebuah acara diskusi di Gondangdia, Jakarta Pusat pada Senin, 28 Januari 2019.