TEMPO.CO, Yogyakarta - Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan mantan Gubernur Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sudah resmi masuk Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP, namun hanya menjadi anggota biasa. Menurut dia, tidak ada yang istimewa mengenai masuknya Ahok ke partai banteng itu.
“Anggota itu ada tahapan, penugasan-penugasan setelah bagus menjadi kader,” kata Hasto saat hadir di Rapat Kerja Agung Senopati Nusantara di Hotel Ros Inn Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu malam, 9 Februari 2019.
Baca: Hasto Kristiyanto Goda Mardani PKS soal 2019 Ganti Presiden
Masuknya Ahok ke partai itu tak ubahnya dengan adanya 17 purnawirawan Tentara Nasional Indonesia (TNI) ke PDIP. Begitu juga dengan masuknya almarhum Jusuf Supendi, salah atau pendiri Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Juga sama halnya dengan tokoh-tokoh muslim lainnya yang ikut berjuang di PDIP seperti Kapitra Ampera, tokoh 212 yang kini menjadi calon legislator.
Setelah diterima masuk ke PDIP, Ahok justru akan berlibur selama dua setengah bulan ke luar negeri.
Masuknya Ahok ke PDIP menguntungkan atau justru merugikan? “Kita tidak bicara menguntungkan atau merugikan.” Politik, kata Hasto, bukan hanya soal untung rugi karena politik penuh nilai-nilai kemanusiaan, membangun peradaban.
Baca: Hasto Kristiyanto Dilaporkan ke Polri Soal Berita ...
“Soal bagaimana cara membangun peradaban yang fundamental, politik itu membangun hubungan antara manusia, Tuhan dan alam raya,” kata Sekretaris Jenderal Serikat Nasional Pelestari Tosan Aji Nusantara (Senapati Nusantara) ini.
Hasto Kristiyanto juga tidak mengiyakan ketika ditanya mengenai kemungkinan bergabungnya Ahok dengan PDIP bisa mendongkrak suara PDIP. “Cara mendongkrak suara itu diwujudkan dengan kerja keras,” kata dia.