TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Arsul Sani, turut mengomentari munculnya gerakan #AksiBelaMbahMoen yang ramai di jagat dunia maya. Menurut Arsul, PPP melihat gerakan tersebut sebagai ekspresi kemarahan kaum santri atas penghinaan terhadap Kiai Maimun Zubair atau Mbah Moen.
Berita terkait: Maimun Zubair Salah Sebut Nama, Fadli Zon: Doa yang Tertukar
"Ekspresi kemarahan kaum santri atas apa yang mereka anggap sebagai penghinaan terhadap Kiai (Maimun Zubair) oleh Fadli Zon," kata Arsul melalui pesan singkat kepada Tempo, Jumat, 8 Februari 2019.
Fadli Zon, kata Arsul, dianggap telah menghina Kiai melalui sebuah puisi. Arsul juga mengatakan banyak pihak telah meminta Fadli Zon untuk meminta maaf secara jantan atas puisinya itu kepada Maimun Zubair. "Tapi didiamkan saja.".
Arsul pun berujar apa yang dilakukan Fadli Zon telah merugikan pasangan calon jagoannya sendiri, Prabowo Subianto - Sandiaga Uno. Menurut dia, apa yang dilakukan Fadli Zon telah menjauhkan Prabowo - Sandi dengan kaum Nahdliyin. "Di tengah-tengah Prabowo - Sandi sendiri tengah berjuang menggarap kantong-kantong Nahdliyin," tutur Arsul.
Puisi itu diduga merupakan respon Fadli Zon atas doa Kiai Maimun Zubair alias Mbah Moen di acara Sarang Berzikir untuk Indonesia Maju di Pondok Pesantren Al-Anwar, Rembang, Jawa Tengah pada Jumat, 1 Februari 2019. Doa itu menjadi viral di media sosial. Dalam video itu, Kiai Maimun membacakan doa dengan menyebut nama calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto.
"Ya Allah, hadza ar rois, hadza rois, Pak Prabowo ij'al ya ilahana," kata Maimun dalam rekaman video acara Sarang Berzikir untuk Indonesia Maju yang diterima Tempo, Sabtu, 2 Februari 2019.
Diketahui, potongan doa Maimun itu kurang lebih berarti 'ya Allah, inilah pemimpin, inilah pemimpin Prabowo, jadikan, ya Tuhan kami'. Petikan doa yang terselip nama Prabowo itu terekam di menit ke 3 lewat 40 detik dari video berdurasi 6 menit 37 detik.
Kemudian, Maimun dihampiri oleh Ketua Umum PPP Muhammad Romahurmuziy alias Rommy usai membacakan doa. Setelah itu, Maimun kembali berdoa seperti meralat ucapannya sebelumnya. "Jadi saya dengan ini, untuk menjadi, siapa yang ada di samping saya ya Pak Jokowi," katanya.
Fadli Zon menanggapi kejadian itu dengan mengatakan doa itu tak seharusnya direvisi. "Baru sekarang saya lihat ada revisi doa. Ada doa yang ditukar," ujar Fadli Zon di Pengadilan Tinggi DKI, Jakarta, Senin, 4 Februari 2019. Fadli pun juga mengunggah sebuah puisi di akun twitternya dengan judul 'Doa yang Ditukar'.