TEMPO.CO, Jakarta - Kriminolog Universitas Indonesia Iqrak Sulhin menilai, belum terungkapnya pelaku teror pembakaran mobil di Jawa Tengah karena metode identifikasi yang digunakan polisi masih manual. Polisi bekerja berdasarkan kamera pengawas (CCTV).
Semakin jelas informasi dari CCTV perihal wajah pelaku, akan semakin mudah. “Mungkin ada beberapa rekaman CCTV yang belum cukup membantu," ujar Iqrak saat dihubungi, Jumat, 8 Februari 2019.
Baca: Ganjar Minta Kepala Daerah Antisipasi Teror Pembakaran Mobil
Sejak 31 Januari 2019, Kepolisian Daerah Jawa Tengah mencatat sudah 28 teror pembakaran mobil terjadi di wilayah kerjanya. Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jawa Tengah Komisaris Besar Agus Triatmaja menuturkan pembakaran mobil itu terjadi di Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kabupaten Kendal, dan Kabupaten Grobogan.
Sejumlah teror pembakaran mobil oleh orang tak dikenal ini diduga dilakukan untuk meresahkan masyarakat. "Pelaku ingin bikin resah masyarakat Semarang, tidak tenang dan ketakutan," ujar Agus saat dihubungi, Kamis, 7 Februari 2019 malam.
Baca: Polri Bentuk Tim Khusus Buru Pelaku Teror Pembakaran Mobil
Alasan senada juga diungkapkan Iqrak. Ia melihat, ada beberapa hal yang bisa menjadi motif dalam teror pembakaran mobil ini. Namun, untuk sementara ini, aksi ini untuk 'iseng' yang bertujuan membuat masyarakat khawatir atau ketakutan.
"Motif iseng ini terlihat dari pilihan korban yang secara acak," kata Iqrak. Apalagi, polisi juga menyebut penyelidikan sementara menunjukan para korban tak saling terkait. "Kecuali jika ditemukan hubungan antarkorban, itu bisa saja pelaku memiliki motif yang bersifat interpersonal."