TEMPO.CO, Yogyakarta - Gunung Merapi kerap meluncurkan awan panas. Kamis petang, 7 Februari 2019, pukul 18.28 Merapi meluncurkan awan panas sejauh dua kilometer ke arah Kali Gendol atau arah tenggara. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta mencatat amplitudonya 70 dengan durasi 215 detik.
“Status Gunung Merapi pada level II atau waspada,” kata Kepala BPPTKG Yogyakarta, Hanik Humaida, Jumat, 8 Februari 2019. Selama Merapi meluncurkan awan panas, sempat terjadi hujan abu ringan arah timur laut yang masuk wilayah Boyolali Jawa Tengah.
Baca Juga:
Baca:Gunung Merapi Mulai Luncurkan Awan Panas ...
BPPTKG mengimbau masyarakat tidak beraktivitas hingga di radius tiga kilometer dari puncak kecuali aktivitas mitigasi bencana. Para penduduk di kawasan Rawan Bencana III supaya meningkatkan kewaspadaan.
BPPTKG tetap merekomendasikan penutupan jalur pendakian Gunung Merapi, kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian berkaitan dengan mitigasi bencana.
Baca: BPPTKG: Gunung Merapi Luncurkan Guguran ...
Sebelum luncuran awan panas sejauh 2 kilometer juga sering terjadi luncuran yang jaraknya lebih pendek. Pukul 00.00-06.00 terekam 17 kali gempa guguran lava dengan durasi 15-93 detik. Tiga kali guguran lava ke arah Kali Gendol dengan jarak luncur 650-900 meter dan durasi 66-93 detik. Pada 06.00-12.00 jumlah guguran 49 kali dengan durasi 13-97 detik.
Dari kamera CCTV teramati satu kali guguran ke arah Kali Gendol dengan jarak luncur 550 meter. Pada 12.00-18.00 berdasarkan data seismik, jumlah guguran 32 kali dalam durasi 12-157 detik. Pada periode 18.00-24.00, jumlah guguran 38 kali dalam 14 sampai 96 detik. Guguran lava pijar teramati 11 kali, jarak luncur 150-950 meter ke arah tenggara dalam durasi 16-97 detik. “Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi, kami akan segera meninjau kembali,” kata petugas di ruang monitoring BPPTKG, Kholik.