TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta bantuan para ulama di wilayah Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jadetabek) untuk memerangi hoaks (hoax). Ia berharap para ulama bisa memberikan pencerahan kepada umatnya terkait dampak negatif yang bisa muncul jika isu-isu hoaks bebas berkembang.
Baca: Sertifikat Gratis Jokowi, Warga Pondok Cabe Harus Bayar Rp 2 Juta
"Saya ajak para ulama agar bisa memberikan wejangan dan tausiyah kepada umat, kepada santri, ingatkan masalah-masalah yang bisa timbul atau muncul," katanya saat bersilaturahmi dengan para kiai dan habib se-Jadetabek di Istana Negara, Jakarta, Kamis, 7 Februari 2019.
Jokowi menjelaskan musim hoaks di Indonesia biasanya terjadi jelang pemilihan umum atau pemilihan pemimpin di tingkat daerah hingga nasional. Ia pun mengajak para ulama untuk menyampaikan pada umat agar tidak terlibat dalam penyebaran fitnah. "Kalau ada pilihan gitu gampang, mudah. Silakan beda pilihan tapi jangan ngomporin (dengan) fitnah yang menyesatkan," ujarnya.
Calon presiden inkumben itu mencontohkan dalam memilih pemimpin yang harus dilihat adalah rekam jejak dan programnya. "Misalnya pemilihan bupati calonnya ada empat, ya lihat saja prestasinya apa, pengalamannya apa, programnya apa, idenya apa. Saya selalu ajak masyarakat dewasa dalam memilih pemimpin baik di kota hingga nasional," katanya.
Dalam acara itu, Jokowi curhat jika sejak menjadi presiden sering diserang fitnah dan hoaks. Mulai dari isu anggota PKI, antek asing, hingga antiulama. "Saya hampir 4,5 tahun diam dan sabar saja. Namun sekarang saya perlu menjawab," ujarnya.
Kepada ratusan ulama ini, Jokowi membantah jika ia bagian dari PKI. Menurut dia, PKI sudah bubar sejak ia masih berusia empat tahun.
Selain itu, ia menolak jika disebut antek asing. Ia mengklaim justru di era kepemimpinannya pemerintah mampu merebut sejumlah tambang migas yang selama bertahun-tahun dikuasai asing, seperti Blok Mahakam, Blok Rokan, dan Tambang Freeport. "Antek asingnya di mana," tanyanya.
Baca: TKN Sebut Melaporkan Jokowi Soal Propaganda Rusia Tak Berdasar
Terkait isu antiulama, Jokowi lagi-lagi membantahnya. Menurut dia, tidak mungkin ia antiulama padahal pemerintahannya memberi perhatian pada umat Islam. "Saya hanya ingin ingatkan yang tanda tangan hari santri siapa, kami juga sudah kembangkan beberapa hal ekonomi keumatan," ujarnya.