TEMPO.CO, Jakarta - Polri menyatakan akan melakukan pendekatan keras (hard approach) jika kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) mengancam personel Satuan Tugas Tinombala dan TNI, serta masyarakat. "Tidak ada cara lain selain hard approach. Itu sangat tergantung ancaman seketika," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Mohammad Iqbal di Markas Besar Polri, Jakarta Selatan pada Kamis, 7 Februari 2019.
Satgas Tinombala dan TNI sudah mengejar kelompok teroris pimpinan Ali Kalora sejak upaya preventif berakhir pada 29 Januari 2019. "Satgas sudah berupaya menegakkan hukum, mengejar bersama TNI di daerah pegunungan,” ujar Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Komisaris Besar Syahar Diantono.
Baca: Satgas Tinombala Tunggu Perintah Kapolda untuk Serang Ali Kalora
Satgas Tinombala dan TNI mengejar kelompok Ali Kalora di sembian lokasi pengejaran. Polri telah mengultimatum kelompok ini agar menyerahkan diri sebelum 29 Januari 2019. Ultimatum itu salah satunya ditulis dalam selebaran yang disebar melalui udara dan darat di wilayah pegunungan biru, Sulawesi Tengah yang disinyalir sebagai tempat persembunyian mereka.
Jika tak kunjung menyerahkan diri hingga waktu yang ditentukan, Satgas Tinombala akan melakukan menyerbu sarang Ali Kalora cs.
Baca: Satgas Tinombala Siap Menyerbu Ali Kalora Cs Setelah 29 Januari
Ali Kalora cs menjadi sorotan publik setelah membunuh dan memutilasi warga di Desa Salubanga, Sausu, Parigi Moutong, Sulawesi Tengah pada 31 Desember 2018. Diduga aksi itu untuk mengundang aparat kepolisian mendatangi lokasi.
Keesokan harinya, kelompok Ali Kalora menembaki petugas kepolisian yang tengah memeriksa lokasi pembunuhan dan mengevakuasi jasad korban mutilasi. Dua polisi mengalami luka tembak akibat peristiwa itu.