TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi membantah rumor yang beredar belakangan ini jika pernah menggunakan jasa konsultan politik Amerika Serikat, Stanley Greenberg. "Hoaks itu, enggak perlu dijawab," katanya singkat usai menghadiri Perayaan Imlek Nasional 2019 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Kamis, 7 Februari 2019.
Baca: Saat Alumni Pangudi Luhur Sebut Jokowi Lelaki Sejati
Sama seperti Jokowi, Greenberg telah mengklarifikasi ihwal isu ini. Saat Tempo hubungi lewat email pribadinya, ia membantah pernah membantu Jokowi baik di pilpres 2014 maupun 2019. "Tidak, saya tidak pernah bekerja dengannya," kata dia.
Tudingan adanya hubungan antara Jokowi dan Greenberg ini pertama kali dilontarkan oleh pihak oposisi. Juru bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto - Sandiaga Uno, Andre Rosiade, menyatakan mendapat info terkait kerja sama keduanya, tapi ia mengklaim tidak sedang menuduh Jokowi.
"Kami ingin bertanya kepada Pak Jokowi, ingin mengklarifikasi apakah itu benar," kata Andre kepada Tempo, kemarin.
Andre mengatakan, polemik konsultan asing menjadi menarik lantaran Jokowi melontarkan ucapan soal propaganda Rusia. Isu konsultan Rusia ini juga mencuat setelah beredar video Prabowo bersalaman dengan seorang pejabat dari Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia sebelum acara pidato kebangsaan, 14 Januari lalu.
Simak juga: Kata-kata Dukungan Alumni PL untuk Jokowi yang Menyindir Sandiaga
Andre mengaku informasi ihwal Stanley Greenberg dan Jokowi ini didapat dari website www.political-strategist.com. Salah satu kontributor di lembaga konsultasi politik The Political Strategist itu ialah Stanley Bernard Greenberg. Greenberg dijelaskan sebagai seorang konsultan politik, peneliti, dan penulis buku. Kliennya merentang dari politikus, partai politik, korporasi, dan organisasi akar rumput. Salah satunya Presiden Jokowi.