TEMPO.CO, Jakarta - Pemilihan Presiden atau Pilpres 2019 diramaikan dengan aksi dukung mendukung yang diadakan para alumni lembaga pendidikan mulai tingkat SMA hingga Universitas.
Baca juga: Pilpres 2019, Ikatan Alumni Unpad Pilih Netral
Dukungan alumni untuk pasangan Jokowi - Ma'ruf Amin dan Prabowo - Subianto seolah-olah saling bersaing. Sebut saja dukungan kelompok yang menamakan dirinya alumni UI (Universitas Indonesia) untuk Jokowi.
Deklarasi yang dihadiri Jokowi di area Gelora Bung Karno pada Sabtu, 13 Januari 2019 menjadi perbincangan banyak orang, termasuk tentu saja nyinyiran dari kubu lawan.
Dalam acara itu, Jokowi mulai menampilkan gaya menyerang ke kubu lawan. Lewat pidatonya, Jokowi mengingatkan agar tak ada pesimisme. "Jangan sampai ada yang bilang Indonesia bubar, jangan sampai ada yang bilang Indonesia punah. Saya kadang-kadang jengkel dan marah untuk hal-hal seperti itu," kata dia menyindir Prabowo yang sebelumnya mengungkap soal Indonesia terancam punah.
Dukungan alumni UI itu diwarnai kabar adanya kelompok massa di luar alumni yang ikut acara itu. Ketua DPP Projo mengakui membawa massa ke acara alumni UI itu.
Namun, menurut Ketua Projo Budi Arie Setiadi mereka bukanlah massa bayaran seperti dituding kubu lawan. "Kok massa bayaran militan," kata alumni UI itu.
Calon Presiden Prabowo Subianto menerima deklarasi dukungan dari alumni universitas seluruh Indonesia di Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, 26 Februari 2019 Tempo/Budiarti Putri Utami
Seolah ingin menyaingi, kubu Prabowo pada 26 Januri 2019 juga menghadirkan deklarasi alumni sejumlah perguruan tinggi di Indonesia. Dalam pidatonya, Prabowo mengatakan ia mendapat laporan bahwa lebih dari 4.000 alumni perguruan tinggi mendukung dirinya.
Baca juga: Alumni UI Deklarasi Dukung Jokowi, Ini Sikap Rektorat
Adapun di kubu Jokowi, dukungan dari kelompok alumni kembali mengalir. Pada Ahad, 3 Februari 2019, kelompok yang menamakan diri Alumni Menteng 64 mendeklarasikan dukungan untuk calon petahana itu.
Deklarasi yang membawa slogan "JokowiKan Jakarta" ini dimotori oleh sekumpulan alumni Kolese Kanisius Jakarta sebagai pribadi-pribadi (Kanisian) dari berbagai angkatan.
Dua menteri ikut hadir di acara ini yaitu, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dan Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita. Selain kedua menteri tersebut, alumni senior Kolese Kanisius yang hadir di acara deklarasi ini di antaranya ialah mantan Menteri Pertambangan Ginandjar Kartasasmita, mantan juru bicara Presiden era Gus Dur--Wimar Witoelar, fisikawan Harijono Djojodiharjo, politikus senior Akbar Tanjung, dan Ketua Tim Ahli Wakil Presiden Sofyan Wanandi.
Direktur Eksekutif Lingkar Madani Ray Rangkuti menilai wajar jika dua pasangan calon yang akan berlaga di pemilihan presiden 2019, Joko Widodo - Ma'ruf Amin dan Prabowo - Sandiaga Uno, mulai menyasar dukungan para alumni perguruan tinggi ataupun universitas.
"Memang perebutan suara sekarang berada di kelas menengah ke atas," ujar Rangkuti saat dihubungi Tempo, Senin, 4 Februari 2019.
Sebab, lanjut Rangkuti, di kalangan masyarakat kelas menengah ke bawah sudah terpola antara pemilih Jokowi atau Prabowo yang tingkat soliditasnya bisa mencapai angka 70 persen. "Artinya kampanye memang sudah harus diarahkan ke kelas menengah ke atas. Dalam hal ini basis kampus menjadi salah satu objeknya," ujar dia.
Baca juga: Timses Jokowi Soal Alumni UI: Deklarasi Pasti Pengerahan Massa
Rangkuti menilai, saat ini kubu Jokowi yang lebih gencar mendekati alumni berbagai kampus, baik dari segi frekuensi maupun jumlah massanya dinilai jauh lebih banyak ketimbang kubu Prabowo.
"Sekarang ini siapa yang bisa memegang kelas menengah ke atas punya potensi besar untuk mendapat suara yang menggembirakan dalam pilpres 2019 yang akan datang," ujar Rangkuti.