TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK membagikan kisahnya menjadi pengusaha dan politikus dalam acara Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) di Menara Kadin, Jakarta, Kamis, 31 Januari 2019.
Baca: JK Usulkan Strategi Atasi Defisit BPJS Kesehatan, Apa Saja?
JK menuturkan persamaan antara pengusaha dan politikus. Keduanya, kata dia, sama-sama dijalani secara bertahap.
"Saya masuk politik setelah kurang lebih 30 tahun jadi pengusaha. Tapi intinya, jadi pengusaha itu bertahap juga," kata JK.
Jusuf Kalla menuturkan dirinya memulai karir sebagai penguasa dengan manajer di perusahaan keluarganya. Ayahnya memberikan dia jabatan itu.
Setelah jadi manajer, JK naik menjadi direktur perusahaan, kemudian direktur utama. Karirnya sebagai pengusaha berhenti setelah menjabat sebagai komisaris perusahaan. "Setelah 35 tahun berhenti dengan jabatan komisaris. Setelah itu masuk politik," katanya.
Perjalanannya menapaki dunia politik juga secara bertahap. Ia pernah menjadi anggota MPR, lalu naik menjadi Menteri Perdagangan di era pemerintahan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Kemudian, kata JK, jabatan politiknya naik saat ia menjabat Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat dan terakhir menjadi Wakil Presiden hingga kini.
Baca: JK Lihat Singapura dan Bangladesh di Jakarta, Anies: Itu Fakta
JK mengatakan akan berbahaya jika menjadi pengusaha bersamaan dengan politikus karena sarat kepentingan. Karena itu, dia menyarankan kepada anak muda untuk fokus pada satu bidang dulu. "Karena tidak mungkin fokus dua-duanyam atau fokus pemgusaha, sambilan di DPR. Nanti datang ke DPR ada paripurna, itu menjadi bagian tidak efektif," ucapnya.