TEMPO.CO, Manokwari - Menteri Hukum dan HAM Yasona Laoly dievakuasi melalui pintu belakang Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Papua Barat untuk menghindari aksi demonstrasi yang digelar Solidaritas Jurnalis Papua Barat, di Manokwari, Rabu, 30 Januari 2019. Demonstran memprotes pemberian grasi yang menimbulkan remisi terhadap I Nyoman Susrama terpidana pembunuh wartawan Radar Bali, AA Gde Bagus Narendra Prabangsa.
“Bapak Joko Widodo ingat, hukum jangan dipolitisir. Cabut Keppres 29 tahun 2018 dan cabut remisi pembunuh wartawan.” Pengunjuk rasa menuliskan protesnya dalam pamflet yang dibentangkan dalam aksi itu. Pamflet lainnya ditulis menggunakan dialek Papua, “Presiden bilang akan tinjau remisi, menteri tolak peninjauan remisi. Yasona ko jangan bikin diri inti sudah.”
Baca: Yasonna Bantah Jokowi Beri Grasi ke Pembunuh Wartawan Radar Bali
Demonstrasi mendesak Presiden Jokowi dan Menteri Yasonna Laoly segera meninjau kembali pemberian grasi itu. Peserta aksi berorasi bergiliran. Mereka mengumpulkan kartu pers dan kamera sebagai simbol pembungkaman terhadap pers di Indonesia.
Wartawan Papua Barat Pos Zakarias Balubun dalam orasinya meminta Menteri Yasonna meneruskan pesan awak media kepada Presiden Jokowi. Jurnalis Papua Barat, kata Zakarias, tidak tinggal diam dengan dikeluarkannya Keppres 29 tahun 2018 dan pemberian keringanan hukuman kepada I Nyoman Susrama.
Baca: Pembebasan Abu Bakar Baasyir, Yasonna Laoly: Tak Mudah Ini Barang
Ia mengingatkan agar kebijakan pemerintah tidak memihak kepada pembunuh dan pers adalah bagian dari pilar demokrasi. “Kami desak Pak Joko Widodo dan pak Yasona Laoli segera mencabut Kepres 29 tahun 2018.” Fakta persidangan jelas menyatakan bahwa pembunuhan Prabangsa terkait berita dan pembunuhannya yang dilakukan secara terencana.
Kapolres Manokwari, AKB Adam Erwindi saat menemui peserta aksi, mengatakan rombongan Menteri Yasonna Laoly meminta untuk negosiasi dengan wartawan. Tapi permintaan itu ditolak puluhan demonstran.
Selain kabur melalui pintu belakang meninggalkan aksi demonstrasi, Menteri Yasonna Laoly juga meninggalkan mobil dinasnya RI 25 yang ditumpangi dari Bandar udara Rendani Manokwari ditinggalkannya.