TEMPO.CO, Jakarta - Banjir terjadi di sejumlah desa di Kabupaten Bangkalan dan Sampang, Senin, 28 Januari 2019. Hal ini terjadi akibat hujan deras mengguyur wilayah itu selama dua hari.
Baca: Banjir Rendam Perumahan, Ular Sanca Gigit Warga Bekasi
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat mencatat ada 16 dusun terdampak banjir. Delapan dusun di Desa Arosbaya, Kecamatan Arosbaya dan delapan dusun di Desa Blega, Kecamatan Blega.
Arifin, warga dusun Tongguh Arosbaya, mengatakan halaman rumah, jalan desa, hingga persawahan di wilayah tempat tinggalnya tergenang air. "Tinggi air bervariasi, kalau di halaman ada yang semata kaki, juga setengah betis, kalau di jalan selutut," katanya.
Ia menuturkan, banjir terjadi pada Senin siang, sekitar pukul 10.00 WIB. Ada dugaan, kata dia, penyebabnya berasal dari luapan sungai di Kecamatan Geger karena tak kuat menampung derasnya air hujan selama dua hari.
Baca: Hujan Seharian Sebabkan 19 Titik di Jakarta Terendam Banjir
Ratusan rumah penduduk di sekitar Pasar Blega juga terendam air setinggi lutut orang dewasa. Kondisi ini sempat berdampak terhadap arus lalu lintas di jalan utama Blega menuju Sampang atau Surabaya. Hampir empat jam, terjadi kemacetan di kedua sisinya. "Kalau sedan, enggak bisa lewat, banyak mogok. Sepeda bisa lewat asal dituntun," ujar Abu Bakar, warga setempat.
Di Kabupaten Sampang, banjir mengakibatkan 170 rumah di empat desa di Kecamatan Jrengik tergenang air. Akibatnya, menurut penanggung jawab Bupati Sampang, Jonathan Judianto, sekitar 640 jiwa mengungsi ke tempat yang lebih tinggi. "Tapi tak perlu dievakuasi, karena makin malam air semakin surut," kata dia.
Banjir di Jrengik terjadi akibat sungai Nyiburan meluap karena hujan yang terjadi dua hari. Banjir ini tidak mengganggu akses lalu lintas dari jalan poros utama menuju Kota Sampang atau arah sebaliknya ke Bangkalan.
Sementara itu, di Kabupaten Sumenep, hujan yang mengguyur selama dua hari mengakibatkan dua ruang kelas di SDN Sendiri, Kecamatan Lenteng, roboh. Ketika itu, kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung. Karena itu, siswa dipulangkan lebih awal. Tidak ada siswa yang menjadi korban dalam kejadian ini karena guru yang mengajar segera mengevakuasi mereka saat melihat tanda-tanda ruangan akan rubuh.
"Dinding di sebelah Utara mulai retak, jadi siswa kami pulangkan," kata Iriyanto, salah seorang guru, Senin, 28 Januari 2019. Menurut dia, salah satu sepeda motor milik guru di sekolah ini terkena reruntuhan. Kerusakan sepeda motor tidak terlalu parah dan masih bisa digunakan.