TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Raja Juli Antoni menilai cara berpolitik Prabowo Subianto dan Partai Gerindra primitif. Ia mengatakan ini setelah Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo menyebut menerima dukungan cucu dan cicit Partai Komunis Indonesia (PKI). “Ini menunjukkan cara berpolitik paling primitif," ujar Toni panggilan akrab Antoni kepada Tempo, Senin 28 Januari 2019.
Toni mengatakan politik Gerindra jauh dari politik nilai dan politik ideologis, karena selama ini selalu menyuarakan gerakan antikomunisme. "Gerindra yang selama ini selalu mengemukakan bahaya laten PKI, bahaya laten komunis tapi sekarang malah mengharapkan dukungan (mereka) untuk memenangkan Prabowo.” Pernyataan Hashim, kata dia, telah mementahkan ideologi Gerindra demi kekuasaan.
Baca: Hashim Jamin Prabowo tak Akan Dirikan Negara Islam
Ahad kemarin, 27 Januari, Hashim mengatakan Gerindra menerima dukungan dari siapapun dan dari manapun termasuk keturunan dari orang-orang yang terafiliasi dengan PKI. Ia mengatakan hal ini ketika ditanyai tentangalasan partainya yang lekat dengan dukungan Front Pembela Islam (FPI) dan organisasi terlarang yang sudah dibubarkan, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
Hashim mengatakan hal seperti itu diungkapkannya karena ingin memenangi pemilihan presiden 2019. "Bahkan, dukungan dari anak cucu dan cicit PKI, kami terima. Asalkan Prabowo tidak dibawa ke arah palu arit," ujar adik Prabowo itu dalam acara Dialog Nasional Kebhinekaan di bilangan Kebayoran, Jakarta Selatan.
Baca: Cerita Hashim Soal Latar Belakang Agama Keluarga Prabowo Beragam
Meski demikian, Toni mengatakan bersyukur atas keputusan Gerindra yang mau mengakui keturunan anggota PKI sebagai warga negara biasa yang tidak ada sangkut pautnya dengan urusan politik masa lalu. "Jadi, akhirnya diakui sebagai warga negara oleh Gerindra. Yang bermasalah kan orang tua atau kakek mereka."