TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan belum bisa berkomentar soal peredaran tabloid Indonesia Barokah. Ia beralasan belum pernah membacanya.
Baca: MUI Kuningan Tolak Tabloid Indonesia Barokah
"Ya, enggak tahu, saya belum pernah baca. Kalau sudah baca baru nanti ngomong, wong ini belum baca," kata Jokowi di lapangan alun-alun Kota Bekasi, Jawa Barat, Jumat, 25 Januari 2019.
Terkait munculnya tabloid ini jelang pemilihan presiden, Jokowi meminta masyarakat bisa membedakan antara kampanye hitam atau kampanye negatif bahkan fakta. "Saya belum baca. Saya cari, kalau sudah ketemu, baru baca, baru komentar," kata dia.
Tabloid Indonesia Barokah ini dilaporkan oleh Badan Pemenangan Nasional pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno ke Dewan Pers. Mereka beralasan pemberitaan media ini mengandung fitnah kepada pasangan calon presiden nomor urut 02 itu.
Ketua Dewan Pers Yosep Stanley Adi Prasetyo mengatakan kesimpulan sementara pihaknya tidak menemukan pekerjaan jurnalistik di dalam tabloid itu.
Di dalamnya tak ada wawancara langsung dengan narasumber. Tabloid itu tidak menyertakan verifikasi, klarifikasi, dan konfirmasi kepada narasumber yang disebutkan dalam yang mereka tayangkan.
Dewan Pers juga memeriksa awak redaksi yang tertulis namanya dalam tabloid itu. Namun tak ada satupun nama mereka yang tercatat pernah mengikuti uji kompetensi wartawan di Dewan Pers.
Simak juga: Alamat Tabloid Indonesia Barokah Palsu, Bawaslu Sulit Cari Dalang
Analisis ini dilakukan setelah Dewan Pers bekerja sama dengan Polri dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), terutama Bawaslu Jawa Tengah. Mereka mendapatkan tabloid Indonesia Barokah dan mengkajinya.