TEMPO.CO, Jakarta-Kapolri Jenderal Tito Karnavian membantah ada isu ketidakharmonisan dalam tubuh kepolisian. Isu itu berembus bersamaan dengan pergantian jabatan 17 perwira tinggi (pati) di lingkungan Mabes Polri, Kamis, 23 Januari 2019. "Tolong eksternal mendukung. Jangan membuat analisis sendiri. Polri solid," ujar Tito di Ruang Rupatama Markas Besar Polri, Jakarta Selatan.
Tito menuturkan solidaritas dalam tubuh Polri tidak hanya dibentuk dari internal saja namun juga dari eksternal. Karena itu ia mengimbau kepada pihak di luar Polri, khususnya kepada seluruh awak media, agar tak membuat asumsi sendiri.
Baca: Mutasi Polri: Kapolda Idham Azis Gantikan Kepala Bareskrim Arief
"Bagi rekan media, mohon jangan sampai salah mengutip. Sekali lagi saya berharap masyarakat, teman media, jangan berasumsi sendiri yang tidak jelas," ucap Tito.
Tito mengatakan pergantian jabatan di tubuh Polri merupakan hal yang biasa. Namun, dirinya butuh pertimbangan yang matang sebelum merotasi jabatan seseorang. "Banyak pertimbangan. Setelah semua proses, inilah hasilnya," kata dia.
Kapolri Tito merotasi jabatan 17 perwira tinggi di lingkungan Mabes Polri. Salah satu nama yang paling disorot adalah Inspektur Jenderal Idham Azis. Idham yang sebelumnya Kapolda Metro Jaya dipromosikan sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal Polri.
Simak: Mutasi Polri, Kapolri Resmi Lantik Idham Azis dan Pejabat Lainnya
Idham menggantikan posisi Komisaris Jenderal Arief Sulistyanto. Sedangkan Arief digeser menjadi Kepala Lembaga Pendidikan Pelatihan Polri yang sebelumnya diisi oleh Komisaris Jenderal Unggung Chayono.
Unggung akan menjabat sebagai Kepala Badan Intelijen dan Keamanan yang akan ditinggalkan Komisaris Jenderal Lutfi Lubihanto dalam rangka memasuki masa pensiun. Kapolri berharap 17 pejabat baru tersebut bisa mengemban tugasnya dengan penuh tanggung jawab.