Keluarga Kecewa
Kekecewaan juga menggelayuti anak ketiga Abu Bakar Baasyir, Abdurrochim. “Ya intinya kami kecewa, (pembebasan) ini kan janji Presiden, kok sampai sekarang belum ada kejelasan,” kata Abdurrochim usai mendatangi Lapas Gunung Sindur, Bogor, Rabu 23 Januari 2019.
Padahal, lanjut Abdurrochim, pembebasan dijadwalkan dilakukan pada hari ini sehingga pihak keluarga sudah mempersiapkan segala hal terkait acara penyambutan kedatangan Abu Bakar Baasyir di Pesantren Al-Mukmin Ngruki, Sukoharjo, Jawa Tengah.
“Apa yang dijanjikan Yusril kepada beliau dan disetujui Presiden, kita berharap janji ini bisa ditunaikan,” kata Abdurrochim.
Kekecewaan juga dirasakan Direktur Pesantren Al Mukmin NgrukiSukoharjo , Ibnu Hanifah. Pihaknya terlanjur menyampaikan kabar pembebasan pendiri pesantren itu kepada para santri.
"Sebenarnya santri angkatan sekarang tidak ada yang mengenal ustadz (Baasyir) secara pribadi," kata Hannifah, Rabu 23 Januari 2019. Sebab, Baasyir sudah berada di dalam penjara saat para santri itu masuk ke Al Mukmin. Para santri hanya mengenalnya melalui cerita dari para guru.
Menurut Hanifah, pesantren juga telah menceritakan rencana pembebasan Baasyir kepada para santri. Kabar itu menurutnya membuat para santri bersemangat hingga pesantren menyiapkan acara penyambutan. "Tapi ternyata hanya PHP (pemberi harapan palsu) saja," katanya.
Anak bungsu Abu Bakar Baasyir, Abdurrochim saat memberikan keterangan kepada pers di Pesantren Al Mukmin Ngruki, Sukoharjo, Sabtu 19 Januari 2019. Saat ini keluarga tengah mempersiapkan proses pembebasan Ba'asyir (FOTO:AHMAD RAFIQ)
Dia mengaku kecewa dengan langkah pemerintah untuk mempublikasikan rencana pembebasan tersebut. "Mending tidak usah mengeluarkan statement yang menggembirakan yang akhirnya hanya dianulir," katanya.
Saat ini pihak pesantren berupaya untuk memahamkan para santri bahwa pembatalan pembebasan itu merupakan sebuah takdir yang harus diterima dengan lapang dada. Mereka khawatir kekecewaan itu akan membekas di hati para santri yang berujung pada sikap antipati terhadap pemerintah.
Bagi pesantren tersebut, Abu Bakar Baasyir merupakan tokoh yang sangat penting. Baasyir merupakan salah satu pendiri pesantren tersebut dan terus mengajar hingga dia ditangkap polisi pada 2010 silam.
Adapun putra Baasyir yang lain, Rosyid Baasyir mengatakan tetap bersyukur meski sang ayah batal dibebaskan kemarin.
"Kami selalu bersyukur dengan semua takdir yang kami terima," kata Rosyid Baasyir dalam jumpa persnya di Pesantren Ngruki, Sukoharjo, Rabu 23 Januari 2019. Keluarga tetap menerima kenyataan bahwa hingga kini ayahnya belum bisa dibebaskan dari dalam penjara.
ADE RIDWAN