TEMPO.CO, Gowa -Pemerintah Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan menyatakan jumlah korban meninggal akibat banjir dan longsor bertambah menjadi 11 orang.
Baca juga: Sejumlah Warga Gowa Mengungsi di Atap Rumah karena Banjir
"Data anggota di lapangan, yang meninggal dunia itu 11 orang. Hari pertama musibah, Selasa 22 Januari itu lima orang karena banjir. Hari ini, Rabu enam korban ditemukan meninggal dunia karena longsor," ujar Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan di Gowa, Rabu, 23 Januari 2019.
Ia mengatakan korban meninggal dunia yang berhasil didata oleh tim penanggulangan bencana di lapangan yakni, Daeng Sadda (65) warga Kecamatan Manuju, Lina (30) juga warga Kecamatan Manuju. Kemudian bocah perempuan Ulfa berumur tiga tahun, Sri Wahyuni (11) dan Acce (21) yang semuanya adalah warga Kecamatan Manuju, menjadi korban akibat longsor.
Sedangkan lima korban sebelumnya yakni, bocah Akram Al Yusran (3), warga Pangkabinanga, Rizal Lisantrio (48) warga BTN Batara Mawang karena tersengat listrik, Sarifuddin Dg Baji, serta seorang bayi yang belum teridentifikasi. Kemudian dua korban longsor lainnya juga belum teridentifikasi.
"Data yang masuk mengenai korban longsor ini sudah diperbaharui per pukul 21.00 WITA. Jadi ada 11 total warga kita yang meninggal dunia dan ada 17 orang lainnya yang masih dinyatakan hilang," katanya.
Adapun 17 orang warga yang dinyatakan hilang di Desa Pattalikang, Kecamatan Manuju yakni, Mansyur (45), Lallo, Rahmatiah (45), Daeng Lobo, Yana (10), Nurjannah (33), Asni (35), Sukma (45), Nurhipayah (20), bocah satu tahun Sikran. Kemudian pria paruh baya Daeng Bina (65), bocah satu tahun Rahul, Rapi (30), Basma (40), Bulan (15), Isra (30), dan Daeng Suji (40).
Adnan mengatakan semua korban hilang ini adalah warga Kecamatan Manuju, Kabupaten Gowa, yang masih dicari tim gabungan. Adnan menambahkan, dalam longsor dan banjir di Gowa, empat sarana infrastruktur rusak. Satu di antaranya Jembatan Bongaya.
ANTARA