TEMPO.CO, Jakarta - Delapan orang tewas dan empat dinyatakan hilang akibat banjir di Sulawesi Selatan. Korban meninggal berasal dari Kabupaten Jeneponto sebanyak 5 orang, sedangkan 3 berasal dari Kabupaten Gowa. “Sedangkan korban hilang terdapat di Jeneponto 3 orang dan Pangkep 1 orang,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho, Rabu, 23 Januari 2019.
Simak: Hujan Deras dan Angin Kencang, Makassar Direndam Banjir
Sutopo menuturkan banjir yang melanda kawasan Sulawesi Selatan disebabkan oleh hujan berintensitas tinggi yang disertai angin kencang dan gelombang pasang. BNPB menyebut dari beberapa stasiun penakar hujan di sejumlah pos intensitas hujan tergolong ekstrem, sehingga kondisi tanah tidak mampu menampung dan sungai juga tak mampu meneruskan aliran air di permukaan.
Data sementara BNPB menyebut 53 kecamatan di 9 kabupaten/kota di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan terendam banjir. Sembilan Kabupaten itu yakni Kabupaten Jeneponto, Gowa, Maros, Soppeng, Barru, Wajo, Bantaeng, Pangkep dan Kota Makassar. Ribuan rumah turut dilanda banjir, serta ribuan orang mengungsi.
Sutopo menuturkan saat ini pengungsi banjir di Sulawesi Selatan membutuhkan perahu karet untuk evakuasi dan bantuan makanan. BNPB, kata dia, masih terus mencari korban hilang. Kondisi hujan yang masih berlangsung, kata dia, dan luasnya wilayah yang terkena banjir cukup menyulitkan dalam penanganan. “Pemerintah daerah dan masyarakat dihimbau untuk terus meningkatkan kewaspadaan menghadapi banjir dan tanah longsor,” katanya.