TEMPO.CO, Jakarta - Markas Besar Kepolisian RI membantah jika mutasi dan rotasi petinggi Polri berkaitan dengan persiapan pengamanan Pemilu 2019. "Bukan, ini tidak ada katanya dengan persiapan pengamanan Pemilu," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo saat di temui di kantornya Jakarta Selatan, Rabu 23 Januari 2019.
Baca juga: Polisi Tangkap Umar Kholid Penyebar Hoaks Ijazah Palsu Jokowi
Menurut Dedi mutasi dan rotasi dalam tubuh Polri merupakan sesuatu yang alamiah, termasuk juga kata dia untuk penyegaran di internal Polri.
Adapun berdasarkan surat telegram dengan nomor ST 188 I Kep 2019, Polri merotasi dan mutasi terhadap sejumlah jabatan tinggi di Mabes, diantaranya Inspektur Jenderal Idham Azis, Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya diangkat sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri, menggantikan Komisaris Jenderal Arief Sulistyanto yang ditunjuk menjadi Kepala Lembaga Pendidikan Latihan Mabes Polri.
Sedangkan untuk Kapolda Metro Jaya akan dijabat oleh Inspektur Jendral Gatot Eddy Pramono dari Arsen Polri.
Sebelumnya, Ketua Indonesia Police Watch, Neta S Pane menilai jika rotasi dan mutasi Polri tersebut untuk mempesolid internal Polri, terutama jelang pengamanan Pemilu 2019. "Pemilu kan tinggal tiga bulan lagi,"ujarnya.
Baca juga: Teror Pimpinan KPK, Polri Dalami Hasil Analisis CCTV dari London
Menurut Neta, tahun ini kepolisian akan mendapatkan pekerjaan yang berat soal pengamanan Pemilu. Latar belakang Idham sebagai Kabareskrim baru sebelumnya pernah tergabung dalam Datasemen Khusus Anti Teror atau Densus 88, diharapkan kata dia bisa mendeteksi gangguan menjelang Pemilu 2019.
Sedangkan menurut Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Inspektur Jenderal Mohammad Iqbal, mutasi dan rotasi tersebut juga untuk memperkuat dan mengoptimalkan kinerja Polri. "Supaya Polri semakin kuat dan optimal dalam bekerja," ujarnya.