TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi - Ma'ruf Amin, Moeldoko, menjawab sejumlah kritik mengenai penampilan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 dalam debat Pilpres 2019.
Baca: KPU Tak Beri Kisi-kisi Debat Pilpres, Moeldoko: Lebih Lepas
Salah satu kritik itu berkaitan dengan sikap Ma'ruf Amin yang irit bicara saat debat. Moeldoko mengatakan, Ketua Majelis Ulama Indonesia itu tengah memainkan perannya untuk menyeimbangkan diri dengan Jokowi.
"Beliau sebagai wapres berposisi yang pas, bahwa memberikan porsi sebesar-besarnya kepada (calon) presiden," kata Moeldoko di Hotel Kempinski, Jakarta, Sabtu, 19 Januari 2019.
Moeldoko juga menjawab kritik terhadap Jokowi yang terkesan lebih banyak melihat contekan. Jokowi yang beberapa kali tertangkap kamera membawa tulisan di hadapannya saat memberikan pernyataan itu dianggap tidak menampilkan gagasan.
"Tulisan juga kan dipikir. Emang itu tulisan enggak dipikir?" katanya sambil tertawa terbahak. Dia enggan mengomentari lebih jauh soal kritikan ini lantaran merasa tak penting.
Jokowi - Ma'ruf menjalani debat pertamanya melawan Prabowo - Sandiaga pada Kamis, 17 Januari 2019. Berbeda dengan lawannya yang saling berbagi porsi berbicara, kubu 01 lebih didominasi Jokowi.
Ma'ruf Amin dalam enam segmen debat tak banyak berbicara. Selama segmen pertama, dia tak bersuara sama sekali. Baru di sesi kedua Ma'ruf mendapat kesempatan berbicara usai dipersilakan Jokowi.
Namun dia tak menggunakannya. "Sudah cukup, saya mendukung apa yang disampaikan Pak Jokowi," ujar Ma'ruf.
Menjelang akhir sesi kedua, Ma'ruf kembali mendapat kesempatan bicara. Dia memberi pernyataan tambahan terkait pemenuhan hak-hak kaum disabilitas. Namun dia tak mampu menyelesaikannya lantaran waktu habis. "Kami sendiri pernah ditegur Allah ketika....," ujar Ma'ruf sebelum dipotong oleh moderator debat, Ira Koesno.
Simak juga: Kritik Debat Pilpres, Sandiaga: Bosan, Lebih Seru Pilkada DKI
Di sesi debat Pilpres berikutanya, Ma'ruf Amin akhirnya berbicara lebih panjang. Dia menjawab pertanyaan terkait dengan terorisme dan disabilitas.