TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, mengatakan Indonesia adalah negara besar dan kaya. Tetapi meski sudah 73 tahun merdeka, masih banyak rakyat yang terlantar, miskin, dan kelaparan. Adanya rakyat yang masih susah makan itu, kata dia, penghinaan kepada bangsa dan para pendiri bangsa.
Baca: Pidato Kebangsaan Prabowo Tawarkan Reorientasi Indonesia
Dalam pidato kebangsaan bertema Indonesia Menang yang Prabowo bacakan malam tadi, Senin, 14 Januari 2019, ia membeberkan sejumlah hal yang menggambarkan kondisi bertentangan antara kekayaan negara dan kesejahteraan penduduknya.
Prabowo menuturkan banyak masyarakat Indonesia memilih mengakhiri hidupnya lantaran tidak kuat menahan beban hidup yang tinggi. "Ini adalah penghinaan kepada pendiri bangsa kita, ini adalah penghinaan kepada rakyat Indonesia," ujarnya di Plenary Hall, Jakarta Convention Center.
Dalam kesempatan itu, Prabowo menuding pemerintahan saat ini tidak membela rakyat. Indikasinya adalah saat ia melakukan kampanye ke berbagai daerah, banyak petani yang kecewa dengan kebijakan impor beras pemerintah saat musim panen.
Ia juga menyampaikan keluhan dari para ibu-ibu yang mengaku harga barang-barang pokok di pasar mahal. "Pemerintah sekarang membiarkan rakyat tidak dibela oleh negara sendiri," ujarnya.
Ketua Umum Partai Gerindra itu juga mengkritik pengelolaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan oleh pemerintah. Menurut dia, banyak rumah sakit terpaksa menolak pasien lantaran tunggakan dari BPJS Kesehatan yang belum dibayarkan.
Baca: Prabowo Janji Setop Ancaman Persekusi bagi Kelompok Oposisi
Selain itu, dari aspek kesehatan, Prabowo menyebut satu dari tiga anak Indonesia mengalami stunting akibat kekurangan gizi. Ia juga menyoroti kasus gizi buruk yang melanda masyarakat Asmat, Papua, pertengahan tahun lalu, yang membuat banyak anak-anak meninggal dunia. Ia menuding saat peristiwa ini terjadi tidak ada pejabat yang menengok ke sana.
"Apa kita mau gini terus? Menjadi bangsa yang kalah sebelum keluar dari kandungan ibu? Negara yang berhutang," tanya dia pada para pendukungnya.
Dalam pidatonya yang sepanjang 1,5 jam itu, Prabowo menggambarkan pula kondisi Indonesia yang ia anggap tidak bisa memaksimalkan utang luar negeri. Jika di negara lain utang dipakai untuk kegiatan produksi, di sini justru dipakai untuk belanja pegawai.
Prabowo mengkritik pula kondisi sejumlah BUMN, seperti Pertamina, Garuda Indonesia, dan Krakatau Steel yang ia sebut tengah bangkrut. Ia pun menyangsikan kondisi negara seperti yang ia gambarkan itu adalah yang dicita-citakan oleh pendiri bangsa. "Inilah keadaan yang saya sebut kejanggalan besar paradoks Indonesia. Negara kaya tapi rakyatnya banyak terlantar dan miskin," tuturnya.
Tonton video pidato kebangsaan, ini 5 fokus visi misi Prabowo - Sandiaga disini