TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengaku meminta saran kepada Presiden RI ketiga, B. J. Habibie, mengenai pengembangan sumber daya manusia. Jokowi menghubungi Habibie melalui video conference di Presidential Lounge, Jakarta, Senin, 14 Januari 2019.
Baca juga: Kubu Prabowo Kritik Jokowi soal Bank Tani, Begini Respons Istana
Jokowi mengatakan bahwa pemerintah saat ini fokus mengembangkan sumber daya manusia besar-besaran. Habibie, kata dia, memberikan banyak masukan. Namun, inti dari masukan Habibie adalah pendidikan dan pembudayaan.
"Intinya beliau memberikan tekanan kepada pendidikan agar betul-betul diberikan perhatian secara khusus, terutama yang berkaitan dengan vokasi dan pelatihan-pelatihan, training-training, serta pembudayaan. Pendidikan dan pembudayaan," katanya.
Menurut Jokowi, pembudayaan yang dimaksud Habibie adalah budaya produktivitas, kedisiplinan, dan kerja keras. Habibie, kata Jokowi, juga menyampaikan agar perbedaan-perbedaan budaya yang ada di Indonesia harus menjadi sebuah kekuatan.
Jokowi sebelumnya menekankan fokus APBN 2019 adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pengelolaan APBN 2019 berfokus pada perbaikan kemakmuran. Setiap pengeluaran harus langsung dirasakan masyarakat.
Baca juga: Jokowi Minta Edukasi Bencana Mulai Dilakukan Akhir Bulan
Sri Mulyani menuturkan, salah satu caranya ialah dengan meningkatkan alokasi perbaikan sumber daya manusia, khususnya di sektor pendidikan dan kesehatan.
Anggaran kesehatan tercatat naik dari Rp 110 triliun di 2018 menjadi Rp 125 triliun di 2019. Sementara anggaran pendidikan naik dari Rp 440 triliun menjadi Rp 495 triliun.