TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai Gerindra, Habiburokhman, menilai pernyataan calon presiden inkumben Joko Widodo atau Jokowi, yang menyebut pentingnya pengalaman untuk memimpin negara, mirip dengan era Orde Baru.
Baca juga: Fadli Zon: Alumni UI Pendukung Jokowi - Ma'ruf Tak Berakal Sehat
"Ya susah, kita kembali ke Orde Baru kan. Pak Harto (misalnya), dicari presiden baru syaratnya sudah pernah jadi presiden. Waktu itu Bung Karno sudah meninggal, berarti kan tidak ingin ada yang suksesi," kata Habiburokhman di Tjikini Lima Restaurant, Jakarta, Ahad, 13 Januari 2019.
Habiburokhman mengatakan, saat ini tidak ada stok calon presiden yang sudah berpengalaman untuk menandingi inkumben. Menurut dia, pengalaman calon presiden, Prabowo Subianto, di dunia militer sudah cukup. "Sebagai pimpinan di militer itu jelas pengalaman yang penting sekali," ujarnya.
Jokowi sebelumnya menyampaikan pidato berapi-api saat menghadiri acara deklarasi dukungan Alumni Universitas Indonesia (UI) untuk Jokowi-Amin di Kompleks Gelora Bung Karno pada Sabtu, 13 Januari 2019.
Pada salah satu poin pidatonya, Jokowi mengungkapkan pentingnya pengalaman dalam memimpin. Ia mengisahkan soal pengalamannya memimpin dari level kota, provinsi, hingga akhirnya menjadi presiden.
Jokowi mengatakan saat maju menjadi wali kota Solo pada 2005, ia membutuhkan waktu sekitar satu setengah tahun untuk memahami cara mengelola wilayah. Sebab, ujar dia, sebelumnya dia berprofesi sebagai pengusaha, yang sama sekali berbeda dalam hal manajemen.
Baca juga: 3 Poin Pidato Jokowi di Depan Alumni UI
"Saya bicara pengalaman, karena memimpin harus punya pengalaman. Kalau mau memimpin, jangan coba-coba dong. Diperlukan pengalaman untuk memimpin negara besar ini," ujar Jokowi.
Selanjutnya, Jokowi melanjutkan cerita ketika maju menjadi calon gubernur DKI Jakarta. Ketika terpilih, ujar dia, sudah menjadi biasa saja karena sudah memiliki pengalaman dua periode menjadi Wali Kota Solo.
"Jadi, itulah yang dinamakan begitu, begitu sangat pentingnya pengalaman. Di setingkat kota saja saya butuh 1,5 tahun belajar. Apalagi kalau belum punya pengalaman, langsung mengelola negara. Butuh berapa tahun pertanyaan saya?," ujar Jokowi.