INFO JABAR -- Dalam lima tahun ke depan, Jawa Barat akan menjadi provinsi pariwisata, dimana akan dibangun destinasi wisata baru di setiap kota dan kabupaten bersama dengan pusat-pusat budaya Jawa Barat.
"Dengan bangga Provinsi Jawa Barat mendeklarasikan lima tahun ke depan motor ekonomi kami adalah pariwisata. Tahun ini saja hampir setengah triliun rupiah kami belanjakan untuk pengembangan pariwisata di 40 titik se- Jawa Barat. Baru 2019, kebayang lima tahun," kata Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, pada acara "Ngapung Bareng Ti Kertajati," di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka, Rabu, 9 Januari 2019.
Menurut dia, Jawa Barat punya potensi alam yang indah. Hanya aksesnya kurang, belum gencar promosi, sehingga belum dikenal secara luas.
Maka potensi pariwisata di Kawasan Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan (Ciayumajakuning), harus terus dioptimalisasi. Gubernur mengajak seluruh pihak terkait untuk gencar mempromosikan kawasan Ciayumajakuning ini.
Gubernur Emil menitipkan, agar para kepala daerah di wilayah tersebut dalam waktu dua minggu ke depan, mengadakan rapat bersama para Kepala Dinas Pariwisata agar merancang penyelenggaraan festival yang unik dan mampu "menggaet" kunjungan wisatawan.
Adapun Bandara Internasional Jawa Barat, sebagai komponen akses, telah siap menjadi salah satu pendorong ekonomi baru di Jawa Barat, khususnya wilayah Ciayumajakuning.
Selain wisata, wilayah Jawa Barat juga menjadi sentra umroh di Indonesia yang memiliki potensi luar biasa. Gubernur Emil menyebut, jumlah penumpang umroh dari Jawa Barat bisa mencapai hampir 600 ribu penumpang per tahun.
"Bila BIJB ada anggaran promosi, saya arahkan agar dibelanjakan oleh marketing agar fokus ke dua urusan yaitu umroh dan kepariwisataan," ujar Emil.
Pihaknya, lanjut Emil, telah sepakat terkait pelaksanaan haji 2019 yang diberangkatkan dari BIJB Kertajati.
"Pilihannya dua, ada asetnya Pemprov yang diberikan ke Kota Cirebon, tapi asetnya nganggur. Kalau itu bisa direnovasi dan dikonversi jadi asrama haji, silakan. Kalau nggak, banyak lahan kosong dalam lima bulan, kita bikin bangunan yang sederhana," kata Emil.
Pada 2019 sendiri, Bandara Kertajati juga memproyeksikan untuk mulai bisa melayani penerbangan haji sebanyak 39 ribu jemaah asal Jawa Barat yang saat ini masih berangkat dari Bandara Soekarno Hatta.
"Masa depan futuristik Jawa Barat, akan ada di segitiga Patimban, BIJB, dan Kawasan Ciayumajakuning. Kawasan ini, akan menjadi kawasan yang paling canggih pertumbuhannya," kata Emil.
"Saya akan kawal jangan sampai opportunity ekonominya jangan sampai berantakan," ujarnya
Hingga kini, terminal 1A BIJB yang baru terealisasi, baru mampu melayani 2,7 juta penumpang dari kapasitas maksimal 5,6 juta penumpang per tahun. Terdapat 14 rute penerbangan baik domestik maupun internasional dengan pelayanan dari 4 meskapai penerbangan.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, BIJB Kertajati, Ciayumajakuning dan Patimban, adalah potensial. Dengan fasilitas yang masif itu, opportunity bisnis Jawa Barat dapat bergerak bebas.
"Sekarang kita bisa mengundang investor. Patimban ukurannya sama besar dengan Tanjung Priok. Patimban dan kertajati akan berhubungan, sehingga Ciayumajakuning akan jadi "new city development" yang punya karakter industri, dan tourism sekaligus," katanya. (*)