TEMPO.CO, Jakarta - Wadah Pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi atau WP KPK menyatakan teror ke rumah dua pimpinannya tidak akan menciutkan nyali pemberantasan korupsi. Wadah pegawai menyatakan peristiwa itu justru makin memperteguh semangat lembaganya untuk memberantas korupsi.
Baca juga: Kronologi Penemuan Benda Diduga Bom Rakitan di Rumah Ketua KPK
"Teror kepada pimpinan KPK dan pegawai KPK tidak akan pernah menciutkan nyali kami dalam memberantas korupsi," kata Ketua WP KPK, Yudi Purnomo, Rabu, 9 Desember 2019.
Sebelumnya, teror bom terjadi di rumah Ketua KPK Agus Rahardjo di Perumahan Graha Indah, Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat dan rumah Wakil Ketua KPK Laode M. Syarif di Jalan Kalibata Selatan, Jakarta Selatan. Kedua peristwa tersebut terjadi hari ini, 9 Januari 2019 dengan waktu yang berbeda.
Berdasarkan laporan yang beredar, teror di rumah Laode berbentuk bom molotov. Botol itu ditemukan oleh sopir Laode, Bambang, pada pukul 05.30 WIB.
Di rumah Agus, petugas keamanan rumah menemukan benda diduga bom tergeletak di depan rumah. Saat kejadian, Agus sedang tidak ada di rumah. Menurut dia bentuk teror itu berupa paralon yang dibungkus menyerupai bom.
Polisi sudah mengkonfirmasi peristiwa teror di rumah pimpinan KPK itu. "Saat ini kami sudah membentuk tim dan dibantu oleh Detasemen Khusus 88 Antiteror untuk mengungkap peristiwa tersebut," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo di Markas Besar Polri, Jakarta Selatan, pada Rabu, 9 Januari 2019.
Yudi meyakini tindakan teror tersebut merupakan upaya untuk menimbulkan rasa takut dan gentar di hati pimpinan dan pegawai KPK agar berhenti menangkapi koruptor dan menciptakan Indonesia bersih. Padahal belum hilang dari ingatan kita soal kasus penyerangan terhadap Novel Baswedan yang sampai saat ini belum terungkap.
Baca juga: Polisi Benarkan Teror Bom di Rumah 2 Pimpinan KPK: Laode dan Agus
Yudi mengatakan WP KPK mengecam dan mengutuk teror tersebut. Dia mengatakan upaya pelemahan pemberantasan korupsi melalui intimidasi terhadap pegawai maupun pimpinan KPK terus terjadi tanpa bisa dicegah sebab pelaku berpikiran bahwa tindakan yang dilakukan tidak akan bisa terungkap
Dia juga meminta Presiden Joko Widodo dapat membongkar berbagai upaya pelemahan KPK melalui teror, termasuk kepada pimpinan KPK Agus Rahardjo dan Laode M Syarif, maupun pegawai termasuk kasus penyerangan terhadap penyidik senior Novel Baswedan.