TEMPO.CO, Jakarta - Calon wakil presiden Sandiaga Uno menjadi penyumbang terbesar dana kampanye untuk ia dan pasangannya calon presiden Prabowo Subianto. Dalam laporan dana kampanye, Sandiaga tercatat berkontribusi 73,1 persen penerimaan dana kampanye, atau setara Rp 39,5 miliar. Adapun Prabowo menyokong Rp 13,05 miliar atau 24,2 persen terhadap penerimaan dana kampanye.
Baca juga: Ziarah Makam Sunan Ampel, Sandiaga Uno Bahas Wisata Religi dan Ekonomi Umat
Hingga empat bulan kampanye, Sandiaga Uno menyebut belum ada pengusaha yang ikut menyokong dalam hal pendanaan. Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini mengungkapkan kenapa pengusaha tak berada di pihak mereka sebagai penantang pejawat Jokowi.
Menurut Sandiaga, ada tiga alasan kenapa pengusaha berada di pihak inkumben. Pertama, mencari aman untuk kelangsungan bisnis mereka. Kedua, melihat perkembangan survei elektabilitas.
"Ketiga, dipantau nih, enggak enak. Pergerakan dipantau, dan sebagainya," kata Sandiaga dalam wawancara dengan Majalah Tempo, dua pekan lalu..
Selain dari Sandiaga dan Prabowo, sumber penerimaan dana kampanye ialah Partai Gerindra, sumbangan perseorangan, dan kelompok. Namun persentasenya pun tak besar, berturut-turut hanya 2,6 persen, 0,1 persen, dan 0,1 persen. Adik Prabowo, Hashim Djojohadikusumo yang baru saja dinobatkan sebagai orang kaya nomor 35 di Indonesia versi Majalah Forbes, juga belum menyumbang.
"Saya sudah sampaikan berkali-kali, Pak Hashim posisinya sama, masih dalam proses penggalangan dana dan sebagainya," kata Sandiaga.
Baca juga: Sandiaga Uno Ingin Buktikan Bisa Membangun Tanpa Utang
Dalam kurun dua bulan, Sandiaga telah beberapa kali melepas sahamnya di PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG). Sandiaga mengakui hasil penjualan saham senilai Rp 500 miliar itu bakal digunakan untuk biaya kampanye.
Kendati begitu, Sandiaga Uno berujar duit itu tak akan cukup. Menurut perhitungan timnya, sejumlah item dan kegiatan bakal membutuhkan biaya besar, di antaranya kampanye terbuka, kampanye akhir, dan pelatihan saksi untuk Tempat Pemungutan Suara (TPS).
"Saya mesti terus-terusan menggalang dana dan berharap dari luar ada yang masuk," kata Sandiaga. "Kalau tidak ada, ya jual saham lagi."
Jumlah saham Sandiaga di Saratoga kini sebanyak 672,62 juta saham atau 24,79 persen, berkurang dari sebelumnya 702,71 juta saham atau setara 25,9 persen.