TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan calon Prabowo Subianto - Sandiaga Uno, Dahnil Anzar Simanjuntak, menyinggung ucapan ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo atau Jokowi - Ma'ruf Amin, Erick Thohir, yang mengatakan Prabowo selalu menebar ketakutan dan kengerian dalam melakukan kampanye.
Baca juga: Prabowo Sebut Indonesia Harus Ganti Arah dan Kebijakan
Menurut Dahnil, apa yang disampaikan Prabowo merupakan penyampaian masalah yang benar-benar sedang terjadi di negara ini.
"Bahasa Erick, kiai Ma'ruf, atau bahkan pak Jokowi itu menyebutkan 'stop dong menyampaikan pesimisme'. Ini saya sebut gagal memahami pesimisme. Yang dilakukan Prabowo-Sandi adalah memaparkan penyajian masalah bahwa dalam urus negara kita mungkin bisa cari solusi," kata Dahnil saat acara refleksi akhir tahun di markas BPN, Jakarta Selatan, Senin, 31 Desember 2018.
Dahnil lalu menganalogikan kampanye Prabowo seperti dokter yang tengah mendiagnosa suatu penyakit. Menurut dia, Prabowo selalu menyampaikan kenyataan di lapangan seakurat dokter yang sedang mendiagnosa suatu penyakit.
"Kalau diagnosa darah tinggi, dokter informasikan dia darah tinggi. Kalau kanker, dokter informasikan kanker. Jangan sampai yang sakit kepala tapi yang diobati dengkul, ini yang keliru," ujar dia.
Baca juga: Timses Sebut Prabowo Siap Debat soal HAM
Dahnil kemudian mengambil contoh kondisi perekonomian Indonesia yang tengah lesu saat ini, namun dipaksa terlihat bagus oleh pemerintah. Menurut dia, penyangkalan seperti inilah yang membuat Prabowo mengeluarkan statement Indonesia akan punah.
"Ini sama dengan orang kena kanker tapi ga mau disebut kanker. Kami minta pak Jokowi hindari orang yang 'ABS' alias Asal Bapak Senang. Jadi yang disampaikan ke presiden itu ABS," tutur Dahnil.