TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan Tuhan menganugerahi bangsa Indonesia dengan rasa persaudaraan, cinta kasih, dan persatuan yang tinggi. Ia mengimbau keragaman yang dimiliki Indonesia hendaknya tidak dipandang sebagai sumber perpecahan, tetapi sebagai sumber potensi besar dan kekuatan.
Baca: Jokowi Hadiri Perayaan Natal Nasional di Medan
Jokowi menyampaikan hal itu saat memberikan sambutan acara Perayaan Natal Nasional Tahun 2018 di Gedung Serbaguna T. Rizal Noordin, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara, Sabtu, 29 Desember 2018.
"Aset terbesar bangsa ini adalah persatuan, kerukunan, dan persaudaran. Dan persatuan yang bersumber dari keragaman bangsa kita, Indonesia, adalah kekuataan kita, yang tidak mudah dikalahkan oleh siapa pun, karena persatuan kita sangat kuat," kata Jokowi dikutip dari siaran pers Sekretariat Presiden, Ahad, 29 Desember 2018.
Jokowi mengajak semua pihak untuk terus menjaga, merawat, dan mensyukuri anugerah Tuhan berupa keragaman dan persatuan tersebut dengan saling menghormati, menghargai, membantu, dan mengasihi.
"Karena di mana ada si Rungguk, di situ ada si Tata. Di mana pun kita duduk, di situ selalu ada Tuhan Yang Maha Esa," katanya sambil berpantun.
Baca juga: Jokowi Bertemu Tuan Guru Babussalam di Langkat
Di penghujung sambutannya, Jokowi kembali melontarkan sebuah pantun untuk mengucapkan selamat Natal dan tahun baru.
"Terletak di tanah batang ubi jadi tunas, terletak di tanah besi jadi karat. Selamat Natal tahun 2018 dan sekaligus saya mengucapkan selamat tahun baru 2019. Kiranya damai, sejahtera, selalu hadir di negara kita Indonesia," ucapnya.
Saat menghadiri acara ini, Jokowi didampingi Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Hukum dan HAM sekaligus Ketua Umum Perayaan Natal Nasional Tahun 2018 Yasonna Laoly, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Gubernur Sumatra Utara Edy Rahmayadi.